Xtreme laga seru cita rasa Spanyol keluaran Netflix

Extreme laga seru cita rasa Spanyol keluaran Netflix
Daniel ingin leluasa memberikan kenyamanan bagi penonton ‘Xtreme’ tanpa menjadikan Maximo bak petarung hebat tak terkalahkan dengan  kelihaian bela-dirinya.

POJOKSINEMAFakta menarik! Cara orang Spanyol membuat film genre thriller-action ‘Xtreme’ karya sutradara kelahiran Barcelona , Daniel Benmayor.

Film ‘Xtreme’ rilisan Netflix memang tidak ada yang baru dalam soal cerita, seputar balas dendam.

Artinya ‘Xtreme’ tak beda dengan franchise John Wick ( 2014) dan Kill Bill ( 2003).

Namun upaya Daniel Benmayor untuk membuat ‘Xtreme’ menjadi sedemikian rupa menarik patut diacungi jempol sebagai genre thriller-action.

Cerita ‘Xtreme’ mencoba untuk melumatkan drama dan thriller-action yang tak berlebihan seperti kebanyakan pabrikan Hollywood.

Bahkan untuk adegan laganya, Xtreme masih wajar untuk dinikmati.

Aktor Teo Garcia, yang berperan sebagai Maximo-pun di dikemas bak layaknya jagoan super dengan segala jurus hebatnya merobohkan lawan-lawannya secara visual.

Daniel ingin leluasa memberikan kenyamanan bagi penonton ‘Xtreme’ tanpa menjadikan Maximo bak petarung hebat tak terkalahkan dengan  kelihaian bela-dirinya.

Secara film, ‘Xtreme’ tetap elegan dengan scene-scene laga dan thrillernya.

Film ini tak ada yang surprise, dari cara Daniel memoles scene-scene drama ‘Xtreme’ juga tak terlalu konyol dan berat.

baca disini : Ini yang patut anda tunggu ! WeTV Original Kaget Nikah

Semua serba dibuat simple dan wajar, agar (mungkin ) penonton di Eropa tanpa kecuali Spanyol, tak membencinya jika hanya menjiplak kesuksesan John Wick dan setaranya.

Jika anda pernah ingat film horor supranatural ‘Mama’ (2013 ) karya Andy Muschietti – yang juga menjadi debutnya di industri film- kita akan menyimak drama-drama mellow khas Spanyol, meski film ini buatan Argentina ( aslinya berjudul sama hanya di tahun 2008 Andy memulainya dengan film pendek Mama )

Lalu ada lagi yang cukup ramai diperbincangkan publik dan media yakni film horor keluarga berjudul ’32 Malasana Street’ horor-drama dan keseruannya cukup menjadi hiburan di massa pandemi.

Film 32 Malasana Street juga kuat dengan unsur drama keluarganya, sekali lagi khas orang Spanyol bikin film!

xtreme-pojoksinema
Tapi bicara soal akting, memang langka untuk film genre thriller -action yang menguras habis kekuatan energi dari si pemain yang memerankan tokoh sentra.

Kesimpulannya Daniel menggarap ‘Xtreme’ dengan kompromistis cerita dan visual yang indah untuk disimak juga di treatment dengan olah paran yang cukup baik.

Tapi bicara soal akting, memang langka untuk film genre thriller -action yang menguras habis kekuatan energi dari si pemain yang memerankan tokoh sentra.

Seperti halnya aktor laga gaek Steven Seagal , Jean Claude Van Damme yang di eranya terkenal dengan film-film laga seru dengan bungkusan pertunjukan ‘sombong’ kemampuan ilmu beladiri yang masing-masing mereka miliki, tetap saja kita tidak kebagian ruang untuk mengapresiasi kualitas akting mereka.

Tentu ada musababnya, karena film laga seru bukan cerita drama yang menghabiskan seluruh durasi dengan sentuhan canda, tawa, serius, sedih, amarah, penghianatan moral, perselingkuhan plus sinematografi yang cantik dan sebagainya, pastinya tetap drama sampai layar tertutup!

Untuk ‘Xtreme’, memang tidak lebih dan tidak banyak kurangnya sebagai film, mungkin terjadinya ‘kebolongan’ latar belakang sosok tokoh bernama Papa San saja yang sedikit menjadi perhatian saya. (Q2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *