POJOKSINEMA – Aktor Liam Neeson semestinya tak menerima peran Mike McCann dalam film genre petualangan seru The Ice Road yang dirilis Netflix.
Pasalnya, saya ( penulis) tak melihat penampilan terbaik Neeson di film – yang bagi saya sangat abu-abu dengan banyak hal bolong!
Dan film ini pun bukan sebuah remake dari film klasik The Wages of Fear.
Sutradara Jonathan Hensleigh sepertinya terlalu rumit untuk membungkus premis dan plot cerita The Ice Road menjadi lebih terampil dan klimaks.
Namun demikian Hensleigh tak sepenuhnya salah, jika saya menganggap film petualangan thriller yang bercerita tentang misi supir-supir truk raksasa pembawa 30 ton kepala bor ini juga punya rasa ketegangan yang cukup saat para supir truk itu melintasi jalan es.
Namun itupun tak berlangsung lama, Hensleigh juga seperti ogah-ogahan mempertahankan flavournya yang cukup bagus itu.
Jujur saja, penampilan Liam Neeson dalam The Ice Road tidak pada performa terbaiknya , bagi saya.
Awalnya saya berharap ide cerita tentang kewaspadaan tinggi saat tiga truk pembawa kepala bor yang harus melintasi jalan es bakal menjadi pusat pacu adrenalin dalam film ini.
Saat DOP meluncurkan gambar dan situasi di lautan es tersebut, terbayang sudah betapa rentannya bila tiga truk tersebut berjalan dengan penuh kewaspadaan tinggi.
Jika kendaraan terlalu lambat berjalan maka maka akan menyebabkan keretakan es dan bila terlalu cepat roda ban berputar maka akan menimbulkan tekanan gelombang besar es yang bisa menyebabkan petaka bagi mereka semua.
Demi memperkuat scene scene yang menjadi cikal bakal musibah di atas lautan es tersebut, maka merujuklah pada montase yang memperlihatkan masing masing truk itu menggunakan bobblehead ( boneka kecil berbandul ) di atas dashboard.
The Ice Road memiliki originalitasnya sebagai genre thriller petualangan.
Bahkan saya sempat menebak apakah ini sebuah petualangan Liam Neeson lagi seperti ia bertahan hidup mati melawan alam dan hewan buas dalam The Grey?
Meski kesimpulannya tidak, secara sudut pandang The Ice Road juga punya sisi manusiawi, bahwa mereka yang berada di lautan es itu adalah manusia biasa yang bertahan dengan ujian alam dan penghianatan.
baca : Xtreme laga seru cita rasa Spanyol keluaran Netflix
Situasional yang cukup baik semestinya untuk memuliakan ketegangan dan keseruan saat berada di ketinggian bukit yang terjal bercampur salju padat juga hanya biasa saja, seperti sebuah syarat layaknya are thriller yang selalu mengulur waktu durasi.
Ketibang film Neeson yang berada pada genre laka seru, The Ice Road masih memberi pilihan bahwa tak secara menerus penonton dunia melihat Neeson hanya dengan baku hantam atau dar der dor yang sengit!
Scene di jembatan ( yang semestinya menjadi jurus pamungkas yang membuat saya bertepuk tangan ) tua yang di bangun tahun 1960an seharga 75000 pound, harus dipaksa berbaik hati untuk di tindih dan dilintasi truk dengan berat muatan 30 ton – yang seharusnya membuat jembatan itu roboh bersama truk!
Hensleigh juga terlalu memudahkan tontonan ini hanya dengan sebuah mitos konyol jauh bagi logika saya adalah tindakan ‘mengumbar’ durasi film agar segera closing!
Selebihnya , saya coba berbijak hati (meski mengesalkan ) dengan banyak kekurangan yang membuat saya mesam dan tertawa ‘meledek’ terhadap plot dan dialog tentang kejahatan dan penghianatan.
Hensleigh harus total menjual keberaniannya yang tak lagi bermanja-manja dengan desain cerita dan plot-plot konyol. (Q2)
