Till Death : wajah cantik Megan Fox bersimbah darah tapi tetap seksi

megan fox-till-death-pojoksinema.com
Untuk sekedar melepas rindu dengan Megan Fox, maka Till Death masih bisa santai kita nikmati, meski (yah itu tadi ) Dale terlalu menyederhanakan plot.

POJOKSINEMAUntuk genre horror-thriller, maka bisa disebut Till Death terlalu berlebihan tanpa mendapat dukungan logika dan pemikiran kritis, semua mengalir dengan mudah meski tetap menarik kerana ada Megan Fox.

Film Till Death yang dibintangi Megan Fox (berperan sebagai Emma ) merupakan debut karya sutradara S.K. Dale masih jauh dari harapan sesungguhnya bawah film kemasan over-the-top ini manjur untuk bergagah diri dengan flavour horror-thrillernya.

Masih beruntung Till Death produksi Millennium Films ini tak menemukan kesulitan untuk memberikan ruang eksplorasi Megan Fox yang intens mengembang-biakkan karakter Emma, yang tenang penuh masalah dengan suaminya hingga menjadi Emma yang terampil mempertahankan nyawanya.

Untuk sekedar melepas rindu dengan Megan Fox, maka Till Death masih bisa santai kita nikmati, meski (yah itu tadi ) Dale terlalu menyederhanakan plot.

Dale boleh dipuji karena berhasil menolong filmnya menjadi punya energi – tapi sekali lagi semua karena Megan Fox, karena hanya dia yang paling jualan di film ini.

Namun demikian dale juga harus saya (penulis) tertawakan, saat melihat perubahan wajah cantik Megan Fox yang bersimbah darah lalu menjadi cantik gemilang lagi saat Emma membasuh darah di wajahnya! Aneh..??>yah tidak juga, sah-sah saja namanya film.

Film Till Death memang tidak memberikan kepuasan yang selayaknya genre horror-thriller.

Apalagi hole-plot Till Death terasa sekali, terlebih kegagalan Jason Carvey kurang bahagia untuk mengeksplorasi latar belakang masing-masing tokoh.

megan fox
Megan Fox ‘Till Death’

Alhasil jadilah Till Death seperti horor-thriller yang setengah hati menciptakan pahlawan wanita.

Terlepas dengan segala keterbatasannya sebagai film debutan S.K. Dale, visual bagaimana Emma berupaya keras sekuat tenaga melepaskan diri dari cengkraman borgol yang terikat rapat di tangannya bersama tangan suaminya sendiri, Mark (Eoin Macken).

Bangun dari tidur , Emma melihat tangannya terborgol menyatu dengan tangan suaminya, sementrara tangan suaminya yang sebelah memegang pistol sebelum akhirnya ia ledakkan pistol itu di kepalanya sendiri.

Dari sinilah upaya Emma melepaskan borgol dengan susah payah, dari kamar tidur yang berada di lantai atas harus ia seret ke ruang bawah untuk mencari alat melepaskannya.

Tidak ia jumpai alat di dalam rumah, lagi-lagi Emma harus menyeret mayat Mark ke luar rumah untuk membawanya pergi dengan mobil, namun sialnya bahan bakar mobil yang akan ia kendarai habis.

Adegan Megan Fox menyeret-nyeret tubuh lawan mainnya cukup asik untuk dinikmati.

Seraya kita mewajarkan logika, bahwa dalam sebuah cerita yang menegangkan maka kepanikan akan menjadi keseruan tersendiri saat kita melihat perempuan  yang tenang awalnya lalu berubah menjadi perkasa.

Termasuk bagaimana upaya Till Death tidak ingin merapuhkan energi Megan Fox begitu saja, maka jadilah Emma (yang terhimpit, panik, ketakutan dan penuh amarah) sebagai wanita hebat di dalam cerita fiksi!  (Q2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *