Echoes of Violence : Thriller ‘Human Trafficking’ dengan naskah yang loyo

Echoes of Violence : Thriller 'Human Trafficking' dengan naskah yang loyo
Echoes of Violence Plot yang dialirkan Woods mengalir biasa saja, dengan durasi sekitar 106 menit.

POJOKSINEMASeberapa menariknya film drama-thriller-kejahatan, Echoes of Violence, menyampaikan premisnya, baik dari segi penataan naskah dan visual dibungkus dengan sebuah isu menarik perdagangan manusia.

Film Echoes of Violence dibintangi : Michaella Russell, Heston Horwin, Chase Cargill, Taylor Flowers.

Mengawali kisah pemuda tampan bernama Alex (Heston Horwin) yang bekerja sebagai sales property harus mengalami hari yang buruk.

Saat sedang menanti calon pembeli properti sebuah kantor sewaan di yang berlokasi di daerah gurun, Alex mendengar suara tembakan dua kali di sekitar halaman tempat ia menunggu.

Alex bergegas keluar dari bangunan tempat ia menunggu calon pembeli, ia keluar untuk mencari tahu asal suara tembakan tersebut, sembari ia menghampiri mobilnya untuk mengambil pistol..

Alhasil, Alex menemukan seorang pria, Kellin (Chase Cargil) sedang menodongkan pistol ke arah perempuan muda, Marakya (Michaella Russell).

Alex berupaya menolong Marakya dengan menodongkan pistol ke arah Kellin.

Tak perlu waktu lama , Kellin pun pergi setelah diminta Alex untuk segera membuang pistolnya.

Alex menyampaikan niatnya kepada Marakya , perempuan yang ditolongnya itu, agar melapor ke polisi.

echoes of violence-pojoksinema
Nama Sten Olson cukup berperan penting dengan jasanya menjadikan sinematografi Echoes of Violence spektakuler!

Namun Marakya menolaknya, setelah menceritakan bahwa dirinya adalah imigran gelap yang menjadi korban human trafficking sindikat jahat yang dijalankan oleh Anthony (Taylor Flowers)

Pembukaan adegan dalam film ini sebenarnya menjanjikan sebuah pilihan bahwa plot film Echoes of Violence akan menggiring saya (penulis) untuk menikmati banyak keseruan dan ketegangan, karena tema yang diangkat film mini cukup menjual.

Namun sayang, naskah yang juga ditulis oleh Nicholas Woods sebagai sutradara Echoes of Violence sangat lemah untuk memberikan energi ketegangan yang mencekam.

Plot yang dialirkan Woods mengalir biasa saja, dengan durasi sekitar 106 menit.

Sosok Alex yang awalnya diharap menjadi pria tangguh yang mampu menyelesaikan masalah Marakya , seperti diporsikan untuk sekedar menjadi pemain film saja tanpa kepentingan berarti.

Kellin , Alex pada akhirnya terjebak dalam persoalan mendukung Marakya untuk menghabisi Anthony.

Namun yang terjadi trio Alex, Marakya dan Kellin jauh dari kesan pahlawan yang ingin membasmi pelaku kejahatan human trafficking.

Sekali lagi naskah yang digarap Woods terlalu loyo untuk menggetarkan tensi thriller Echoes of Violence.

Bahkan di akhir film , gambar pun tidak memberikan kejelasan kenapa Alex menjadi tertarik untuk mendukung Marakya.

Demikian kegagalan Woods memberikan rasa simpati kepada tokoh Kellin -supir Anthony ternyata mantan marinir, setelah gagal mengeksekusi perintah bosnya untuk membunuh di tengah gurun, lalu berbalik mendukung  Marakya.

Baca yang ini dong : Night Drive : ini baru film thriller dengan plot twist jempolan!

Namun bagi saya, elemen paling lemah dalam film ini adalah dialognya, berapa saya temukan sangat buruk dan kaku terlihat lucu.

Eksposisi yang di benamkan lewat dialog-dialog – yang sebenarnya bertujuan mulia untuk sedikit mencolek beberapa alasan dan latar belakang para tokohnya – terlalu panjang akhirnya menjadi tidak penting.

Nama Sten Olson cukup berperan penting dengan jasanya menjadikan sinematografi Echoes of Violence spektakuler!

Begitupun akting Michaella Russell yang saya patut acungkan jempol meski harus dengan skrip dialog yang canggung, ia tetap bersahaja dengan kualitasnya. (Q2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *