Gaya mondar mandir Raven’s Hollow ungkap misteri pembunuhan

raven' hollow
William Moseley sebagai Edgar Allan Poe dalam Raven’s Hollow

POJOKSINEMABeginilah gaya mondar mandir Raven’s Hollow ungkap misteri pembunuhan dan bagaimana Edgar Allen Poe berhasil mengungkapnya.

Edgar Allen Poe  yang terkenal sebagai seorang sastrawan Amerika  telah berhasil mengoyak Raven’s Hollow menjadi film misteri-horor menarik.

Kisah misteri Raven’s Hollow menuturkan rahasia di balik rangkaian pembunuhan paling mengerikan di sebuah wilayah terpencil di utara New York.

Sebagai sebuah film , Raven’s Hollow sangat mudah dicerna, hanya saja kurang dalam gaya dan substansi cerita.

Demikian adanya, akan tetapi Raven’s Hollow tetap memiliki nilai hiburan yang lumayan untuk membuat anda tetap tertarik.

Tahun 1830, di musim dingin, Kadet Militer Edgar Allan Poe (William Moseley) dan rekannya menjelajah bagian utara New York.

Mereka sedang melakukan tugas latihan militernya.

Sialnya, Poe dan empat rekannya menemukan seorang pria muda yang tubuhnya menempel di sebuah rak kayu yang aneh.

Pria tersebut kedapatan dengan tubuh terluka dan nafas tersendat.

Pemuda tersebut kepada Poe membisikkan ‘Raven’ (gagak hitam) sebagai penyebabnya -sebelum ia kehabisan nafas.

poe ravne's hollow
Poe juga tidak mudah menghadapi para kaum tersebut karena ia pun harus berseberangan dengan rekan-rekannya

Naluri Poe dan rekannya, mengarahkan mereka ke sebuah kampung kecil yang memiliki komunitas.

Sebuah komunitas suram yang diyakini menyimpan tabir jahat atas terjadinya pembunuhan tersebut.

Poe bertekad untuk mengungkapkan fakta yang tersembunyi dengan gaya investigasinya.

Meski demikian, Poe juga tidak mudah menghadapi para kaum tersebut karena ia pun harus berseberangan dengan rekan-rekannya.

Poe tetap jalan terus apapun resikonya, bahkan jika-pun ia harus berhadapan dengan makhluk pembantai tersebut.

Penulis dan sutradara Christopher Hatton, sebnarnya cukup terampil dengan olahan plot cerita Raven’s Hollow, bisa saya (penulis) sebut cukup menarik.

Hanya saja masalah substansial plotnya yang kurang teliti untuk di cermati Hatton.

Karena terlihat jelas apa yang diungkapkan naskah tentang karakter Poe dan rekan-rekannya hanya terbatas pada kepribadian masing-masing.

Beberapa orang tidak yakin dengan legenda “Gagak”, lainnya berpikir untuk melarikan diri selagi mereka masih memiliki kesempatan.

baca juga yah : Kisah “Lou” penggarapan yang kikuk, tapi Allison Janney tetap jempolan

Poe secara perlahan memiliki sedikit kedalaman pada karakternya, dengan rasa ingin tahu dirinya untuk memecahkan misteri pembunuhan.

Sebuah misteri mengerikan yang juga berlanjut kepada nasib rekan-rekannya yang satu persatu di bantai.

Hanya saja, penemuan Poe akan sebab musabab kejahatan dengan mitos itu, masih kurang energy untuk menyeret saya terlibat secara emosional.

Dan untuk itulah tampilan narasi cerita yang terlalu biasa disampaikan secara visual malah membuat film ini menderita karenanya.

Hatton terlalu pelit memberi ruang gerak yang leluasa untuk Moseley dengan Poe-nya, agar karakter ini tampil lebih bertenaga dan emosional.

posterDuet Hatton dan Chuck Reeves yang mengolah naskah bersama, alhasil menuansakan plot yang dragging dengan misterinya.

Bahkan Hatton dan Reeves tampak konyol dengan memberi “Raven’s Hollow” petunjuk adanya hubungan cinta Poe dan Charlotte Ingram ( Melanie Zanetti),./

Dan inilah bagi saya seperti terasa plot cerita tidak berjalan dengan sentra kasus yang paling ditunggu sejak awal film.

Padahal cerita romansa ini terasa sekali dibuat-buat, hanya untuk (bertujuan) membuat cerita ini lebih kompleks dengan masalahnya sendiri.

Hanya masalahnya, kenikmatan di bagian pertama tentang hasrat Poe untuk memecahkan misteri kasus pembunuhan itu.

Ketibang membelokkan narasi dengan romsansa yang – juga – tak jelas endingnya alias tersesat sendiri. (Q2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *