POJOKSINEMA – Giti Pow baru saja mendebut diri di dunia seni peran. Meski bukan sebuah peran besar Giti Pow merasa beruntung dapat kesempatan unjuk kemampuan yang bisa saja membuatnya ketagihan.
Sebuah pengalaman baru yang harus ia timba sebagai manfaat besar bagi dirinya. Giti Pow mengawali karirnya sebagai model foto sebelum akhirnya ia tejun ke dunia seni peran.
Giti Pow di lahirkan di Bukit Tinggi, Sumatera Barat pada 9 September 1997. Ayahnya berdarah Minangkabau sementara ibunya berdarah Jawa, tepatnya Magetan.
Artis berkulit putih empunya nama asli Giti Ajeng Prayudi itu memang belum membumi namanya. Namun siapa yang tahu nasib orang? kecuali Sang Khaliq, bila saja nasib baik berpihak kepadanya iapun bakal menyematkan nama besanya di industri film.
Belum lama ini ia tampil dalam sebuah film featured berjudul Leluhur. Sebuah film yang di produksi studio Bahtera Cinema.
“ Pengalaman baru mencoba kemampuan di dunia akting. Yah sembari memunculkan kulitas lainnya dalam diriku, “ akunya kepada pojoksinema.
Dirinyapun harus menunda beberapa tawaran pemotretan saat memutuskn untuk main film. Sebuah film drama-horor produksi lokal yang renacanya juga di tayangkan di bioskop secara terbatas.
Bisa gak aku memainkan peran tersebut (foto ; instagram pribadi)
Tantangan Main dalam Film Debutan
Giti Pow sadar betul bahwa bukanlah ia tak memiliki kemampuan, hanya saja memang belum menimba ilmu sebelumnya. Dirinyapun harus berhadapan dengan kesulitan yang belum pernah ditemui.
“ Susah-susah gampang karena sebelum pegambilan gambar pastikan latihan dulu. Nah jadi tantangan terbesarnya adalah hasil selama latihan,, “ paparnya.
“ Bisa gak aku memainkan peran tersebut. Semisal aku harus bisa bermain dengan sosok keibuan yang juga menjadi penengah dalam menyelesaikan maslaah, “
Dalam film debutannya itu, Giti Pow berperan sebagai Maya. Sosok Maya digambarkan sebagai sosok gadis yang paling dewasa diantara tokoh pemeran lainnya.
Peran Sulit sebagai Perempuan Penuh Kepanikan
Tiap-tiap personal aktor harus punya keberanian untuk uji totalitas di semua peran yang ia mainkan. Semisal saja seorang aktor terbiasa memainkan karakter protagonis, maka iapun siap sedianya bermain sebagai antagonis.
Sebagai pelaku professional, kemampuan dan totalitas aktor tentu menjadi pertaruhan besar bagi masa depan karirnya. Dia tidak dalam memilih (yah jika boleh silahkan), tapi aktor hanya siap menerima naskah apa yang di tawarkannya.
Entah lakon apa yang harus ia mainkan dalam naskah tersebut maka seorang aktor harus mengedepankan sikap profesionalnya. Meski terkadang karakter yang ia mainkan sering berpengaruh kepada imej, tapi tetap saja totalitas dirinya jadi pertaruhan.
baca juga : Ulang Tahun Marisha Putri : Kado Spesial Sekaligus Menjarah Dunia Film
Giti mengatakan jika dirinya sangat menanti jika ada kesempatan dapat peran besar dan menantang.
“ Peran jadi perempuan penuh kepanikan, takut, histeris. Nah ini nih yang sulit dan tantangan banget buatku, apalagi jika memainkannya hingga klimaks,” paparnya.
“ Tapi sebagai pemain. Yah aku harus berani untuk terus menggali segala kemapuanku dengan peran apapun lah yang sesuai dengan naskah tentunya, “ pungkasnya. (Q2)
