
POJOKSINEMA – Kisah horor Sound of Silence bermula saat lelaki tua, Peter (Peter Stephen Wolmarans) sibuk di ruang lotengnya. Seketika itu saat asik sibuk dia menemukan radio antik tua.
Dan ingin memperbaikinya. Bahkan panggilan istrinya, Margherita (Sandra Pizzullo) untuk makan malam diabaikan. Peter mencoba memainkan radio tua tersebut, namun sesuatu yang buruk menimpa mereka berdua.
Sementara, Emma (Penelope Sangiorgi), calon penyanyi yang tinggal di New York, putri dari Peter dan Margherita, mengalami kebekuan saat audisi. Gagal dengan audisi, Emma-pun pulang ke apartemen dimana pacarnya Seba (Rocco Marazzita) mencoba menghiburnya.
Hingga di suatu kesempatan Emma mendapat telepon dari ibunya yang mengabarkan ayahnya di ruang ICU.
Emma dan Seba segera bergegas terbang ke Italia. Setiba di rumah sakit, Emma bertemu dengan ibunya dan mendengar ceritanya.
Namun sang ibu melarang Emma untuk mengunjungi rumah kediaman mereka. Ibunya tidak ingin sesuatu yang jahat di rumah itu menimpa putrinya.
Namun karena dihantui rasa penasaran yang besar, Emma dan Seba langsung tancap gas kerumah orang tuanya. Keingintahuan Emma atas apa yang terjadi di rumah tersebut sangat tinggi.
baca juga : Sensasi aksi Anna de Armas yang sangat garing di film Ghosted
Hingga secara perlahan ia mulai mendapatkan teror-teror menakutkan di rumah itu. Tanpa kecuali Seba, yang mengalami gangguan metafisik.
Film horor Italia, Sound of Silence bisa disebut horor dengan gaya noir. Agak langka film dengan gaya bertutur demikian.

Horor Italia Yang Menyenangkan
Bahkan secara visual Sound of Silence cenderung menggunakan visual dengan cahaya sangat redup didalam rumah. Hal ini demi mengangkat atmosfer suspense dan misterinya.
Berhasilkah? Ya jelas, sangat berhasil! Trio sutradara Sound of Silence telah membuat sebuah peradaban pada dimensi sinematografinya.
Bagaimana trio ini betul-betul memiliki selera visual dan cerita horor yang menarik. Upaya meletakkan jumpscares pada momen yang tepat juga menjadi sangat menyenangkan.
Ada formula yang bagus antara momen menyeramkan dan jumpscares saat Emma mencoba menghindari hantu. Lalu bagaimana dia dengan puaya kerasnya mencari cara untuk menyingkirkan mereka.
Hampir di banyak scene aktris Penelope Sangiorgi memenuhi layar film.
Kualitas peran para pemainnya-pun juga sangat bagus. Hanya satu yang menjadi catatan saya untuk horor Italia berbahasa Inggris ini; endingnya berlarut-larut. (Q2)