Hasrat Waru Tembus Jutaan Penonton, Chiska Doppert Bilang..

produser film waru
‘memang harus memiliki formula dan treatment yang maksimal’ ( foto : kicky herlambang/pojoksinema.com )

POJOKSINEMAMemang perlu upaya jitu, bila film Waru ingin menuntaskan hasratnya untuk tembus jutaan penonton. Film horor yang sukses komersial selalu memiliki dampak cerita publik yang mengasyikkan.

Saat film horror tersebut sukses maka publikpun makin rajin memperbincangkan, tak segan menjunjung sukses komersil tersebut.

Tidak saja sebab musabab kenapa film tersebut sukses. Namun publik juga selalu memberikan point bagus atas keberhasilan film itu.

Pasar penonton tak lagi peduli siapa bintangnya atau siapa sutradaranya. Mereka hanya peduli bahwa film tersebut sukses menghibur mereka yang ‘rela’ jadi penontonnya.

Saya langsung beralih kepada proyek Waru, sebuah film genre horor arahan Chiska Doppert yang tengah jalan produksi.

Film dengan project title Waru ini – saya tidak menuntut – memang harus memiliki formula dan treatment yang maksimal. Tidak serta merta film ini hanya berkutat pada persoalan klenik atau bahkan lagi-lagi hantu-yang bekerja keras menakuti penonton.

Keinginan Waru ditangan Chiska Doppert adalah menjadi sosok dan karakter film horor yang menghempas dari banyak tradisi klasik yang membosankan.

Film horor memang tak banyak memiliki catatan prestis sebagai film yang dimuliakan di banyak ajang festival. Bahkan genre horor selalu menjadi kasta B, tidak pernah naik.

Karena genre horor memang kebanyakan di buat dengan biaya murah untuk menakuti penontonnya. Tapi bukan berarti genre jenis ini tak punya kekuatan untuk menjadi kaisar box office.

Jadi, film horor juga punya tenaga yang hebat untuk membuktikan bahwa genre ini juga punya cara mengkoyak box office.

Waru harus memiliki tenaga luar biasa untuk membangun atmosfer horornya yang fresh!
dewi amanda tengah
Sharifah Husna, Dewi manda dan Aji Fauzi ( foto: kicky herlambang/pojokisnema.com)

Dengan bungkusan naskah cerita dan skenario Waru hadir dengan adab baru yang ingin di pertontonkan warga industri dan khalayak.

Seperti yang dikatakan Aji Fauzi, eksekutif produser ‘soal efek bicara teknologi harus ok’

“ Karena, itu tuntutan kalau Waru diedarkan pasar internasional. Kita coba untuk berbuat yang sangat berbeda dari Waru. Kami ingin film ini bisa tembus box office jutaan penonton, ” katanya.

Setara dengan Aji, eksekutif produser, Dewi Amanda mengatakan bahwa film ini akan diboyong ke beberapa Negara.

” Film ini akan berbeda dengan genre horor lainnya, ” kata Dewi.

Saya (penulis) berharap film ini harus sadar denagn kebosanan publik yang terlalu sering disuntik jumpscare di banyak film horor. Film horor tak harus melulu berisi efek kejut yang di kawinkan oleh efek suara yang sering tak penting.

Alih-alaih efek suara jumpscare itu hanya menuai kebisinginan di teliga saja, saat nonton di teater.

Film Waru yang menjadi asosiasi eksekutif produser ini dikelola tiga studio; Ad Glow Pictures, Suraya Film dan Film Q Indonesia. Tercatat nama Johanes Rustam, Suresh Ratnakrishnan, Adytia Wulandari, Moch Sonny Inayatkhan, Witjaksono duduk sebagai eksekutif produser.

Serta Dewi Amanda dan Aji Fauzi.

Film yang pengambilan gambarnya di sekitar Sukabumi itu dibintangi Bella Graceva, Zikri Daulay, Matthew Williams, Dewi Amanda, Yati Surachman. Serta melibatkan dua pemain Malaysia; Shafirah Husna dan Josiah Hogan.

Apa yang diperbuat Chiska Doppert dengan Waru?

Chiska mengatakan film terbarunya juga sebuah horor keluarga. Artinya Film ini juga memoles visual dan cerita dengan komponen drama yang akan mengentalkan atmosfer cerita horornya.

jumpamper film waru
‘film horor juga punya tenaga yang hebat untuk membuktikan bahwa genre ini juga punya cara mengkoyak box office’

Chiska ingin berbuat lebih dan berbeda dalam film ini. Ia ingin menginstal treatment-treatment yang lebih segar demi memperkokoh kekuatan cerita film tersebut.

“ Ada sesuatu yang baru lagi di karya terbaru saya. Unsur thrillernya juga lebih kuat. Untuk film ini horornya lebih kental. Semoga kita bisa tampilkan yang fresh dari film-film saya sebelumnya, “

Chiska menambahkan bila ritme filmnya sendiri sebenarnya hard-core.

“Tapi tetap kita kasih unsur drama juga. Dan meminimalisir jumpscare, ”

Keberhasilan film horor Waru untuk tembus kantong box office nasional, memang masih panjang dengan sebuah proses kerja produksi yang maksimal. Kantong box office tak semata bekerja jika film tersebut ‘bagus’ sebagai tontonan menghibur.

Tapi ada juga upaya bagaimana penyebaran penjualan tiket berjalan dengan ‘bersahaja’ agar muatan kantong box office bisa memuncak.

Jika Waru behasrat menembus jutaan penonton, maka yang paling harus disadari adalah : seperti apa ‘bentuk’ film itu sendiri. Apakah komersial atau tidak?

Agar pihak eksibitor juga senang berbagi banyak layar kepada produser, jika film tersebut dinilai komersial.

baca juga : Ketegangan ‘Malum’ Yang Sangat Menghibur Penggemar Horor

Lalu barulah bicara hitung-hitungan seberapa kuat biaya promosi yang harus dihabiskan.

Yah selebihnya berserah kepada nasib.

Seperti apa Waru nantinya? Bersabar saja untuk menyaksikannya di bioskop!.(Q2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *