Sinematik Malam Pencabut Nyawa Dengan Banyak Muatan Paralel

Memang Malam Pencabut Nyawa tidak dieksekusi dengan cara sesuka hati, ini terbukti dengan kemasannya yang sangat terampil memainkan visual efek, CGI, prostetik juga sound efek dan skoringnya. Semua berjalan tepat sasaran.

Meski dengan durasi panjang agak terasa dragging dengan banyak pengulangan visuall efeknya. Bahkan manfaat Wulan (Keisya Levronka) pada babak kedua nyaris lenyap, meski akhirnya diselamatkan kuantitasnya pada pada ketiga.

Nah, yang saya maksud pengulangan disini adalah penggunaan gaya editing ‘Paralel Cut’ yang beberapa kali berulang – bagi saya hanya memanjangkan durasi saja. Tapi saya suka jika ada film horor Indonesia sangat mafhum dengan kecanggihan teknologi.

Dan memang harus demikian.

Ungkap Tamee Irelly Soal Sukses Horor “Vina: Sebelum 7 Hari”

Elemen dengan jahitan ‘Paralel Cut’ juga sesungguhnya bukan barang baru, saya tidak akan sebut beberapa judul film, cari sendiri di google.

devano danendra - pojoksinema.com
Devano Danendra

Jahitan ‘Paralel Cut’ juga sangat memperkuat kekayaan sinematik yang memang mahal secara gambar. Sekali lagi Malam Pencabut Nyawa berhasil membuktikan bahwa mereka telah mengajak penonton berpetualang ke dunia fantasi horor dengan kendaraan versi ‘Paralel Cut’.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *