Aktris Lea Seydoux yang memerankan Dr Madeleine Swann cukup sukses ‘nyaris’ tanpa cacat.
Bahkan chemistry dirinya dengan Daniel Craig-pun hadir tanpa kekhawatiran sedikitpun.
Hanya saja No Time To Die memang mengajak anda untuk betul betul menyimak alur cerita dan klimaks dramaturginya, sebagai film spionase yang paling ‘njelimet’ dan dragging.
Baca yang ini juga yah : No One Gets Out Alive : horor kehidupan Ambar imigran gelap
Terlalu banyak ruang eksplor hanya untuk menjawab teka-teki, misteri, konspirasi, intrik hingga persoalan James Bond yang telah memiliki putri kecil dari hubungan asmaranya dengan Madeleine.
Tapi saya memakluminya, karena plot No Time To Die yang memuat absurditas ini memang terasa sangat besar dan megah untuk sekelas film Bond dan film-film berbasis spy-action pabrikan Hollywood.
Dan hasilnya ; lahirlah trio karakter penuh intrik, penuh misteri ; Daniel Craig – Lea Seydoux dan Rami Malek.
Sayaq pun menganggap No Time To Die dengan Lea Seydoux dan Rami Malek – nya sangat berjasa mengantar Daniel Craig berpamitan kepada penggemar James Bond dengan gemilang.
Bukan kesia-siaan, di tangan Cary Fukunaga semua elemen No Time To Die terlihat terampil nan mahal.
Kini setelah tayang di bioskop, No Time To Die bersama segala isinya telah mempopulerkan diri menjadi film James Bond terbaik sepanjang masa! ( Q2)