Sayangnya, pernikahan seumur jagung itu diketahui oleh orang tua Vanya. Lalu mereka pun diminta membatalkan pernikahan tersebut karena Vanya harus kembali ke Rusia.
Carry On: Mengisi Libur Natal Dengan ‘Lelucon’ Penuh Aksi
Kisah konyol dalam film “Anora” ini menarik sebenarnya, asalkan plot ceritanya tidak meleluasakan betapa royalnya adegan seksual di jajakan dalam film ini. Alhasil “Anora” hanya menjadi bungkusan film porno yang bersantun-santun ria dengan drama suram remaja yang kompleksitas dengan masalah kehidupan.
Juga tidak secara lugas dan menyentuh memaparkan klise si kaya dan si miskin.
Apa lagi di akhir kisah Ani harus memaksa diri bercinta dengan Igor (Yura Barisov), pria Rusia yang juga bertugas mengkawal keselamatan Vanya.
Tapi ini juga bukan dongeng romansa modern seperti dalam film “Pretty Woman” (1990). Film “Anora” hanya sebuah penanda betapa kirsisnya industri film dunia dengan tema cerita yang bagus.