Imigran Senegal menjadi “Nanny” di New York, berakhir penuh derita

Film ini seperti tidak pernah menemukan jejaknya di antara daftar peristiwa naratif yang telah diguyur sejak awal.

Aisha juga berupaya menjadi pendengar baik keluhan Amy, meski ia juga jengkel karena upah yang tertunda.

Jusu cukup terampil untuk banyak bermain dengan sketsa dan detail sebagai jualan debutnya.

baca yang ini : Drama dokumenter ‘Al Banjari’ lebih ngepas menjadi genre biopic

Namun film ini juga tak sekedar menyampaikan detail dan narasi.

Saya sangat sangat mengharap film ini juga berdaging dengan flavour horornya.

Tapi memang Jusu punya kiat khusus dengan membuat bayang-bayang menakutkan dari kehidupan Aisha itu sendiri.

Meski ketakutan yang dimiliki Nanny cenderung intelektual daripada rasa horornya sendiri. (Q2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *