Ada potensi membuat dramaturgi film ini lebih kental terasa. Seumpama menghidupkan peran antagonis ketiga teman Laras yang selalu mencibir dirinya.
baca disini : Ternyata Almarhum Elisa Siti Mulyani Adik Kandung Artis Ratu Erina
Namun lagi-lagi sutradara gagal menghidupkan elemen ini. Dan kenapa penulis dan sutrdara – bagi saya – cukup lengah untuk tidak memompa habis karakter Dilla.
Sejatinya saya mengharap ia bisa meletup dengan sifat angkuhnya. Padahal Dilla adalah juga tergambar sebagai soisok yang merasa dihianati oleh Laras, sahabatnya sendiri.
Kesimpulannya film ini hanya lebih enjoy berbicara tentang cerita dan karakter Laras serta problemnya.
Selayaknya drama remaja – bila – tanpa dragging hampir dua jam, semestinya film pabrikan Netflix ini berhasrat tinggi dengan value cerita. Jika saya mencari bedanya dengan film-film cerita drama remaja di televisi, tak ada bedanya dengan tontonan FTV. (Q2)