Namun setelah saya coba untuk legowo menikmati jalinan ‘flashing’ nya ternyata Morrissey tanpa kegagalan membungkus ending, dengan memberikan kemenangan secara emosional, psikologis kepada Christina.
Semua dipaparkan Morrissey dengan alasan yang cukup logis.
Bagaimana pada akhirnya semua alasan itu menjadi kata sepakat ending, bahwa Christina adalah korban kebiadaban masa lalu atas perbuatan seorang pembunuh keji yang harus diselamatkan kehidupannya di masa datang.
baca juga yah : Beckett : film thriller aksi yang loyo dalam penanganan naskah
Sejatinya tingkat kerumitan naratif seperti inilah yang pada akhirnya harus kita maklumi sebagai penonton film genre thriller yang di produksi dengan budget minimalis.
Artinya , penonton juga harus mempersiapkan diri untuk merekam ingatan kepada bagian-bagian naskah yang silang-menyilang sebagai clue untuk meloloskan Christina dari endapan trauma psikologis , amarah, dendam di masa lalunya.