
POJOKSINEMA – Film thriller Mindcage sebenarnya bisa memiliki kekuatan penuh untuk menjadi cerita menegangkan, sayang ramuan ceritanya yang kurang garam.
Sayangnya, Mindcage memang tidak mudah untuk membangun chemistry antara cerita dan pemain, begitu juga chemistry para aktornya.
Mindcage terlalu dipadati kepentingan latar belakang tokoh yang kadung membuat film thriller ini sangat datar.
Yah karena itu tadi, film ini berupaya meleburkan berbagai masalah yang sulit untuk di bungkus menjadi ending terbaiknya.
Saya (penulis) berharap aktor komedi, Martin Lawrence (Bad Boys) berperan sebagai Jake, mampu menyihir dengan kualitas penampilannya.
Tapi sayang, skrip Mindcage rupanya memang tidak ngepas untuk Lawrence.

Begitupun penampilan aktor kawakan sekelas John Malkovich, yang memerankan karakter pembunuh berantai Arnaud Lefeure, jujur saja ; tidak ada yang gemilang dari penampilannya di film ini.
Meski film ini (juga) masih dibela sedkikit atas penampilan lumayan aktris Melissa Roxburgh yang memerankan detektif Kelly, menjadi mitra Jake.
Film arahan sutradara Mauro Borrelli ini sebenarnya cukup asyik melempar ketegangannya.
Plot thrillernya berlari kencang dengan misteri dan teka-tekinya ( yang sebenarnya sangat menarik ) namun lemah dengan treatment.
Sekedar melongok kilas balik, film Silence of The Lambs telah menjadi pelopor horor psikologi dan thriller hingga kini.
Film yang dibintangi aktor Anthony Hopkins dan Jodie Foster ini fenomenal di masanya, hingga melahirkan banyak genre film seperti ini.
baca yang ini : A Savannah Haunting : teror hantu di rumah sutradaranya sendiri
Lain Silence of The Lambs, lain pula Mindcage ‘ sebuah teka teki ‘njelimet’ dengan ending yang ‘no surprise’.
Plot yang lemah juga menjadi persoalan besar bagi film ini.
Terlalu sayang untuk aktor sekelas John Malkovich yang tidak dibiarkan bebas terbang dengan performanya.
Begitupun Martin Lawrence yang semestinya penampilan di Mindcage bisa menjadi yang terbaik sepanjang karirnya. (Q2)