Kisah dalam “Blocking the Horse” adalah sebuah inspirasi mahal yang menakjubkan dengan visual pertarungan berdarah-darah antar individu. Semua tampak terekam dengan choreography seni beladiri penuh kekerasan.
Namun tak semata film ini hanya menjual visual sinematik pertarungan klasik para pendekar Tiongkok saja. Feng dan Wu berhasil menyuplai estetika menawan antara opera itu sendiri dengan rangkaian aksi seru dan menegangkan.
Alhasil, jadilah “Blocking the Horse” menjadi film dengan pengalaman sinematik yang kaya dengan spirit.
Bagi saya (penulis) “Blocking the Horse” adalah sebuah keberanian bagi Wu dan Feng dalam memberikan nilai-nilai inovatif dalam sebuah karya sinema. Duet ini berhasil menyuplai banyak interaksi kepada penontonnya sepanjang durasi.
Chemistry para pelakonnya pun cukup terampil dimanfaatkan mereka. Visual efeknya juga sangat berkelas, layaknya kita nonton film Sakra (2023) milik Donnie Yen.
Jalinan plotnya juga tidak rumit, meski berliku tapi mengalir dengan kejutan yang mudah dimengerti. Seni beladiri yang ditampilkan Wu Yue juga sangat terlihat realistis, meski tetap harus memuliakan beberapa efek visual serta CGI agar lebih terasa flavornya.