Namun disisi lain, rupanya isi kepala Satyagues dan Alvares ingin menyajikan sentuhan manusiawi yang ‘lucu’ ( bagi saya) juga hingga membuat pelemahan karakter bagi Norman sendiri.
Norman yang punya alasan lebih kuat memburu dan menaruh dendam kepada penjahat yang membantai anjing kesayangannya, ketibang dosa dirinya sendiri yang pernah menyekap Cindy Roberts dalam keadaan hamil di ruang bawah tanah rumah lamanya dalam Don’t Breathe?
Lalu saya melihat lagi bagaimana para penjahat yang meng-invasi rumah Norman itu punya alasan bagus kenapa ia harus menculik Phoenix dari tangan Norman?
baca yang ini yah : The Protege : Chemistry baku hantam Maggie Q versus Michael Keaton
Dan bagaimana mendekati klimaksnya, Norman mendapat pengampunan nyawa dari seorang penjahat sadis yang hatinya tak rela jika Phoenix jatuh ketangan rekannya, hingga ia membebaskan Norman yang sedang di juju pistol?
Don’t Breathe 2 mencoba sedikit bermetamorfosis dari nilai luhurnya sebagai tema invasi rumah yang menegangkan dan seru penuh nuansa kelam.
Mungkin, film ini juga tak perlu melanjutkan instalasi ketiganya jika tak ingin kehilangan kendali atas apa yang diinginkan seperti dalam film pertamanya, bahwa peristiwa menegangkan dan kengerian cukup saja di olah di dalam rumah orang yang disatroni, tak perlu sibuk keluar rumah berpinda ke bangunan lain hanya demi mempertahankan formula dan sensasi ‘jangan bernapas’ itu.
Atau setidaknya saya berharap jika ada instalasi ketiganya, maka film ini harus membuat tradisi baru, bahwa Don’t Breathe adalah franchise sensasi ketegangan luar biasa dengan menampilkan karakter dan situasi berbeda! (Q2)