Film Blood Cerita Vampir Menakutkan tapi Mengalir Biasa Saja

blood-review1-pojoksinema.com
Ibarat Vampir yang haus darah maka Owen harus mengkonsumsi darah segar manusia

POJOKSINEMA – Film Blood pada genre horor Vampir memang ingin lahir menjadi sebuah cerita menakutkan yang tidak biasa. Hanya saja hal-hal yang semestinya menjadi menakutkan malah mengalir biasa saja.

Film Blood dengan ritual Vampir-nya tak lebih sebagai drama perjuangan kasih sayang ibu kepada anaknya. Aktris Michelle Monaghan-pun seperti punya kesempatan membangun kengerian atas perilakunya sebagai ibu dari Owen dan Tyler.

Kita akan diperlihatkan keasikkan Jess – ibu dari Owen dan Tyler – berjuang segala cara mencari darah segar.

Owen, anak lelaki Jess sangat membutuhkan darah segar. Jess dengan naluri keibuannya cukup kaget saat tahu ada kelainan dalam Owen setelah digigit anjing miliknya.

Ibarat Vampir yang haus darah maka Owen harus mengkonsumsi darah segar manusia. Ia harus bertahan hidup jika ingin nyawanya tertolong.

Blood memang mengusung tema horor yang cukup imajinatif. Kita juga diperlihatkan penampilan gemilang aktris Michelle Monaghan.

Bahkan pemain mudanya-pun Finlay Wojtak-Hissong dan Skylar Morgan Jones juga tidak buruk. Artinya Blood memiliki keunggulan yang baik, dalam kelas pemain.

Dan saya juga acungkan jempol untuk penampilan aktor yang agak langka muncul, Skeet Ulrich.

michelle monaghan
Tanpa kejutan, memang demikian cerita horor ini

Namun sayangnya, skenario yang melaju memang tidak cukup punya kekuatan untuk meletupkan emosional Blood. Beruntungnya, Blood juga dibela oleh stabilitas performa karakter pemainnya yang tidak terjungkal ke bawah.

baca juga : Menanti Berbalas Kejam, Reza Rahadian kembali Perankan Karakter

Blood memang tidak mampu mengembangkan skenarionya, sehingga intonasi pergerakan cerita terasa monoton. Bahkan ada scene yang seharusnya mendebarkan jantung,  sutradara Brad Anderson seperti lupa meletupkannya.

Mungkin kelemahan skenario ini , sengaja di bungkus demi membuat Blood menjadi berbeda sebagai film cerita Vampir.

Will Honley, penulis film Blood sadar betul bahwa paruh babak kedua film ini mulai terasa bertele-tele dan kitapun tahu kemana arahnya.

Tanpa kejutan, memang demikian cerita horor ini. Terlepas dari kelemahan dan kesalahan, saya (penulis) sadar betul bahwa Blood sedang berhati-hati.

Semua dilakukannya (sebenarnya) demi keputusan dan tindakan buruk Jess, agar film Blood berakhir tidak berlebihan. (Q2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *