Kalau bicara efek CGI , jujur : biasa saja meski tidak buruk. Sama dengan penampilan para bintangnya yang hanya mengalir sesuai dialog dalam naskah saja. Cara mereka berdialog pun khas tayangan FTV.
Sejatinya apa yang di suguhkan “Rambut Kafan” adalah sebuah upaya keras -bagaimana film yang menandai ‘comeback’-nya aktor Catherine Wilson dan produser Shankar untuk mendapat perhatian ratusan ribu bahkan jutaan penonton.
Akan tetapi, semua tergantung kekuatan marketingnya agar membuat film ini menjadi agenda utama publik untuk wajib nonton “Rambut Kafan”!
Satu hal yang membuat saya masih bertanya usai screening, sebenarnya korelasi peran yang dimainkan Angel Astrid sebagai sekretaris atau asisten Anwar (Yama Carlos) dengan cerita, itu apa sih?
Mungkin karena cantik meski minim kemampuan aktingnya, biarlah jadi ‘pajangan menawan’ di ruang kerja Anwar yang tampak mewah. Sah..!