
POJOKSINEMA – Film Tulah 6/13 arahan Chiska Doppert yang diproduksi HER’S PRODUCTION cukup bernyali membuat sebuah terobosan baru di genre horor. Ide cerita Tulah 6/13 patut dipuji, cukup berhasil meleburkan subgenrenya : thriller – psikologi.
Namun peleburan juga butuh komitmen kuat sebagai pondasi bahwa penggarapan film ini berjalan tanpa keraguan. Demi membungkus nuansa hiburannya untuk kepuasan penonton, maka Tulah 6/13 juga sangat butuh formula mujarab agar tampak lebih bernyali.
Sebuah formula yang semestinya sedari awal telah dipersiapkan dalam memberikan treatment film itu sendiri. Upaya yang seharusnya sangat ketat dilakukan, rupanya hanya berhasil dengan atau sebagai ide segar saja.
Tidak ada yang dirugikan dalam persoalan ini, artinya film adalah sebuah produk hiburan. Namun pencapaian level pada penataan dan penggarapan yang tepat juga salah satu kunci kesuksesan secara komersial.
Tulah 6/13 hanya berhenti pada pencapaian optimal, belum pada klimaksnya. Tapi setidaknya keberanian ide cerita juga menjadi nilai jual film ini.
Treatment naskah yang ditangani Vidya Ariestya, juga berjalan tanpa gerget. Nyaris sepanjang 30 menit film ini belum memiliki chemistry kepada penontonnya.
Alhasil rentetan babak developing karakter hanya melaju dengan ritual introduction yang dragging.
Bicara chemistry, film ini juga tak mampu berbuat banyak.
Padahal banyak momentum yang bisa diperas menjadi dramatis dengan merakit chemistry para pemainnya.
Memang tidaklah buruk penampilan para pemain secara keseluruhan. Tapi setidaknya dramaturgi film ini bisa dikendalikan lewat stabilitas karakter masing-masing pemain.
Chiska Doppert masih meletupkan style lamanya, mengawali babak pembukaan dengan scoring ‘jump-scare’ yang gagal. Tradisi lama yang semestinya tak perlu lagi di tempelkan.

Jika menyimak konsep dan ide cerita tentang Tulah 6/13, mungkin lebih baik film ini tak bertele-tele dengan negosiasi plot. Dan mungkin film ini juga tak perlu malu-malu bercengkrama dengan konsep sub-genrenya.
Andai saja treatment suspense dan horornya lebih padat digali dengan durasi yang tidak kepanjangan, maka akan sangat menarik.
Plot pada babak terakhir sangat menjual dengan memainkan twisty story, yang ini saya anggap menjual. Meski.. ahhh sudahlah tak usah saya komentari (rahasia).
Problem dalam Tulah 6/13 adalah kurangnya rasa berbagi untuk film itu sendiri.
Loyalitas karakter dan plot seperti gamang untuk di kawinkan.
Film ini masih seperti coba-coba siapa tahu penonton suka, akhirnya saya menyimpulkan demikian. Penonton pasti suka, asalkan pembuat filmnya paham apa yang dibutuhkan penonton horor jaman sekarang.
baca juga yah : Dengar Kata Shinta Bebi soal Flexing Yang Lagi Viral
Terus terang film ini lahir dari sebuah gagasan berani.
Mulai 30 maret film yang dibintangi : Thomi Baraqbah, Erika Carlina , Omara Esteghlal, Carissa Perusset ini tayang di bioskop. Anda bisa saksikan penampilan khusus Jefri Nichol, Wisnu Hardana, Astrid Tiar, Celine Evangelista, Jennifer Ipel, serta Bubah Alfian. (Q2)