Mendengar Pengakuan Prilly Latuconsina “Ketika Berhenti di Sini”

Prilly Latuconsina "Ketika Berhenti di Sini"
Prilly Latuconsina “Ketika Berhenti di Sini”

POJOKSINEMASinemaku Pictures bekerjasama dengan Legacy Pictures merilis trailer “Ketika Berhenti di Sini”.  Kerjasama ini merupakan kedua kalinya setelah sebelumnya merilis “Kukira kau Rumah”.

Aktris Prilly Latuconsina menjadi pemeran utama sekaligus  produser eksekutif film yang dirilis pada 27 Juli mendatang di bioskop.

Prilly Latuconsina turut berbagi pengalamannya, “Menjadi Produser Eksekutif film ini, aku melewati proses yang sangat seru. Mulai dari cerita ini masih menjadi gagasan, sampai skrip hingga pemilihan pemain. Alasan kenapa tertarik membawa cerita ini ke massa, karena aku pernah merasakan kehilangan. ”

Prilly berperan sebagai Anindita Semesta atau Dita, tokoh utama yang mengalami kehilangan mendalam dan mesti berjuang merelakan kehilangan yang Ia alami.

“ Karakter Andita cukup unik, dia orang yang tidak mudah membuka diri, dia orang yang sangat idealis dan juga punya ambisi untuk menggapai mimpinya. Dita juga sosok yang susah mengungkapkan perasaan yang dia rasa. Dia cenderung akan menyimpannya sendiri. Jadi tantangannya adalah menggambarkan perasaan Dita yang dia pendam dengan ekspresi yang minim,”

” Di sini juga jadi belajar menahan tangis. Karena Dita bukan tipe orang yang nangisnya meledak-meledak kecuali kalau sedang sendiri. Dan aku bisa bilang ini karakter terberat yang pernah aku mainkan.” papar Prilly Latuconsina.

“ Ide ini berawal dari kisah dari seseorang yang ada di hidup saya. Dia sudah tidak bisa lagi komunikasi dengan orang yang ia sayangi karena orang tersebut sudah tiada.  Lalu muncul pertanyaan di kepala saya, bagaimana jika suatu saat nanti ada sebuah teknologi yang bisa menghubungkan kita kembali dengan mereka yang sudah tiada. Walaupun tidak dengan raga seutuhnya, tidak dalam rasa seutuhnya, tapi kita memiliki kesempatannya,” ungkap Umay Shahab yang menyutradarai film ini.

Pengalaman Kehilangan

Umay tak sekedar duduk di bangku sutradara Ketika Berhenti di Sini, namun juga sebagai produser dan penulis cerita bersama penulis skenario, Alim Sudio dan tim Sinemaku. Umay memiliki kedekatan dengan ceritanya, “Saya mengeksplorasi rasa kehilangan. Karena berangkat dari premis ‘bagaimana manusia berdamai dengan kehilangan”.

“ Tidak mudah untuk kita semua berdamai dengan kehilangan kita sendiri, bagaimana kita menghadapi semua rasa lelah kita dengan kehilangan. Jadi sebenarnya lebih kepada explorasi rasa rasa itu yang saya ingin tahu lebih dalam. Saya baru kehilangan kakek saya, di mana saya tidak tahu rasa kehilangan sebelumnya,”

baca yang ini yah : Idul Adha Tanpa Ayahanda, Wulan Sadeva Malah Niat Bikin Film

“Mungkin pengalaman itu dan juga pembuatan film ini adalah proses saya dalam pencaritahuan rasa rasa tersebut. Film ini juga merupakan tabulasi dari cerita teman-teman saya yang pernah mengalami kehilangan.”

Yah, kita lihat saja hasilnya…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *