Kejar Mimpi Gaspol!: Plot Yang Lamban dan Keindahan Bromo

Kejar Mimpi Gaspol!: Plot Yang Lamban dan Keindahan Bromo
Penampilan Michelle Ziudith yang memerankan tokoh Diana cukup bagus ( foto : kicky herlambang/pojoksinema.com )

POJOKSINEMAKejar Mimpi Gaspol! Secara visual banyak menjelajah panorama eloknya Bromo dan sekitarnya. Cukup terasa bahwa visual sinematik menggoda rasa kita untuk berada disana.

Hanya saja film tak cukup dengan visual dan atribut sinematiknya saja, plot cerita juga memiliki kemampuan besar untuk menjajah emosional penontonnya. Yang terjadi adalah Kejar Mimpi Gaspol! memang masih belum sekuat tenaga mengaduk treatment dengan galian cerita yang betul-betul memainkan emosi penonton.

Sutradara Hastobroto belum cukup memiliki chemistry untuk kawin karya dengan penulis cerita: Arie Kriting, Abdur Arsyad dan Sindy Asta. Alhasil jadilah Kejar Mimpi Gaspol! versi FTV! dengan ramuan plot cerita yang snagat lambang.

Film ini seperti dibuang sayang meski mendaulat bintang bersinar sekelas Michelle Ziudith. Penampilan Michelle Ziudith yang memerankan tokoh Diana cukup bagus. Ia mampu mempertahankan peran yang dimainkannya hingga tutup layar.

Sayangnya penampilan dan kualitas akting Michelle tak diimbangi Tora Sudiro dan Asri Welas yang jelas lebih dulu hadir di panggung akting. Bahkan cara Asri Welas memainkan perannya tak berbeda dengan saat ia ngebanyol di televisi.

Sementara penampilan Tora Sudiro hanya biasa dan biasa saja..

Tanpa disadari hal ini juga menjadi persoalan bagaimana sineas dan filmmaker seperti terlalu merenyahkan film itu sendiri.

Bahwa akting bagus para pemain juga nilai jual yang bagus bagi film itu sendiri, demi membela plot cerita yang terlalu datar. Jika boleh disebut Kejar Mimpi Gaspol! Nge-drag dengan alur yang membosankan, menciptakan dialog lucu yang sebenarnya biasa saja.

michelle ziudith - kicky herlambang
Michelle berhasil menelan akting para lawan mainnya dengan sempurna ( foto : kicky herlambang/pojoksinema.com )
Akting Michelle Ziudith Menelan Semua Lawan Mainnya.

Tapi saya kagum dengan Michelle yang mampu mempertahankan kualitasnya. Meski -mungkin saja –  dibenaknya ia juga kesulitan bagaimana membangun chemistry sementara lawan mainnya tak menyadari.

Jika sekedar bermain dengan dialog, semau pemain juga mampu. Namun bagaimana membangun penokohan agar semua tetap di porsinya masing-masing, itulah yang sulit.

Michelle berhasil menelan akting para lawan mainnya dengan sempurna. Disisi lain para lawan mainnya pun (kenapa) jadi betah untuk peran yang tidak mengembang.

Pun demian dengan persoalan plot, separuh jalan lebih film ini hanya mengutarakan kesan dan pesan dari semua tokoh yang tidak penting. Ini perlu godokan skrip yang mujarab agar semua alur bisa berkembang dengan enjoy.

baca juga yah : Mendengar Pengakuan Prilly Latuconsina “Ketika Berhenti di Sini”

Namun Kejar Mimpi Gaspol! Terlalu ‘malu-malu’ untuk segera memainkan inti cerita sebenarnya, bahwa Sosok Fifi ( Asri Welas) adalah sumbu cerita sebenarnya. Saya lebih setuju jika sejak awal, katakana saja – Fifi memulai sebuah perjuangannya untuk menjadi pesohor di industri film lewat karya tulisan bagusnya.

Jika demikian maka tak butuh waktu panjang untuk berleha-leha dengan durasi film. Dan jika boleh, tidak perlu jadikan Fifi dengan goals impiannya adalah alasan kuat untuk mencari ending akhir dari sebuah babak cerita.’

Saksikan dan nikmati akting Michelle Ziudith dalam Kejar Mimpi Gaspol! Mulai 6 Juli di seluruh bioskop. (Q2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *