
POJOKSINEMA – Heart of Stone rilisan Skydance dan Netflix telah menjadi cikal bakal waralaba pemula. Sangatlah mungkin! akan tetapi film ini harus ditangani sutradara yang melebihi Tom Harper.
Film Heart of Stone dengan Gal Gadot memang belum cukup ampuh untuk melirik pasar penggila film spy-thriller-action seperti Mission: Impossible dan franchise 007. Penulis naskah Greg Rucka dan Allison Schroeder belum cukup ampuh membuat Heart of Stone berjalan mulus dengan kinerja ceritanya.
Terlalu njelimet, mungkin bisa demikian saya sebut. Gal Gadot yang berperan sebagai Rachel seperti menjadi kelemahan untuk mengantarkan getaran aksi dan ketegangan film ini.
Awalnya memang sederhana, namun plot menjadi kompleks dengan bungkusan konflik yang rumit. Namun film ini tak kalah hebat dengan serial waralaba Mission:Impossible dan James Bond.
Dari mulai sematan teknologi yang di tampilkan, adegan kejar kejaran penuh ketegangan. Hingga visual efek yang cukup mahal dengan green screennya.
Hanya saja saya tidak melihat nilai jual yang tinggi dalam persoalan adu jotos! Semua dirilis dengan choreography yang biasa saja.
Franchise Yang Sangat Diperhitungkan
Unsur sinematik juga layak memanjakan mata dengan lapisan drama musik yang sangat manis. Harper dengan sinematografer lamanya George Steel, sukses memberikan sentakan adrenalin yang menerus hidup. Ini jarang terjadi dalam film thriller – action pabrikan Netflix.
baca juga : Horor di Lantai 4: Yuki Kato Dan Do’a Nenek Pengemis
Segala upaya dihidupkan demi memacu energi thriller dan aksi menegangkan Heart of Stone. Dari mulai aksi terjun payung di malam hari di Pegunungan Alpen. Hingga kecepatan tinggi pengejaran mobil di Lisbon.
Misi perburuan kejahatan dipandu oleh Heart, sistem teknologi fantastis yang mendukung prediksi hasil bagi para agen yang berada di lapangan.
Secara keseluruhan,Heart of Stone pada akhirnya berburu dengan ketidakpastian yang sembrono. Skrip film ini terlalu banyak menjual desain indah yang faktanya belum seimbang dengan visualnya.
Padahal jika twistinya tak di buat sibuk hilir mudik, mungkin Heart of Stone bisa jadi setara dengan dua franchise tadi. Karena jika film ini butuh sekuel, maka ada kerja keras yang lebih hebat lagi untuk menjadikan franchise yang sangat diperhitungkan. (Q2)