
POJOKSINEMA – Lama tertunda tayang akhirnya Lantai 4 menjelajah di banyak layar bioskop tanah air. Saya (penulis) tidak akan mengumbar banyak kisah dalam film ini, khawatir menjadi spoiler.
Hanya ada beberapa catatan menarik dalam film produksi Kreasi Jigga ini yang ingin saya ulas. Paling pertama adalah kehadiran Yuki Kato yang lama tak terlihat di layar perak.
Bagi penggemarnya, kehadiran Yuki Kato yang memerankan tokoh Laura akan sangat menarik. Setidaknya untuk menebus kerinduan. Yuki Kato masih tetap dengan performanya sebagai bintang yang dibesarkan lewat beberapa genre drama.
Beberapa tahun lalu nama Yuki Kato selalu mendapat pujian dari berbagai media. Ia selalu main santai dan lepas dengan peran yang ia emban. Kini ia kembali berleluasa dalam genre horor Lantai 4.
Terlihat Yuki berupaya keras menjaga stabilitasnya sebagai aktor. Hanya mungkin dibutuhkan kemahiran sutradara untuk mengawinkan kualitas aktingnya dengan para lawan mainnya yang digolongkan belum terhitung.
Namun demikian Yuki tetap bersahaja dengan porsinya. Meski anda jangan berupaya untuk berharap ada chemistry antara Yuki dan lawan mainnya.
Seperti yang saya sebut tadi, Yuki Kato hadir menebus kerinduan penggemarnya dan insan pecinta film nasional.

Do’a Nenek Pengemis
Film Lantai 4 sendiri memang belum leluasa berbicara banyak – bagaimana melakukan metamorfosis atau perubahan bentuk dalam genre horor-misteri. Sebenarnya lemparan ide ceritanya menarik meski tidak mahal.
Hanya saja bagaimana film ini memberikan treatment jitu -demi membangun atmosfernya sendiri- masih jauh dari harapan. Sejatinya film horor adalah bagaimana meminang visual – audio dan kekuatan cerita yang dibangun.
Ada ketakutan, rasa mencekam, kengerian yang menjadi formula sejati genre ini. Semua memang berbasis pada drama.
baca : Pelatihan Seni Akting Dasar Public Speaking dan Storytelling
Tapi genre horor memnag punya tugas berat yakni. bagaimana genre yang dikategorikan berbiaya produksi murah ini punya kekuatan penuh menghibur penontonnya. Lantai 4 memang memiliki formulanya sendiri membangun atmosfer horornya, setidaknya ide cerita yang menarik juga ‘dagangan’ yang syiarkan mass media.
Sayang jika mass media hanya mengambil sudut pandang para pemainnya saja. Lantai 4 juga bukan benda karya yang prestis, tapi bukan tidak mungkin film ini juga mampu mendongkrak banyak penonton. Kesuksesan gelaran gala premiere yang melumat studio bioskop dengan banyak tamu undangan, bisa ikut mendongkrak pamor Lantai 4.
Durasi panjangan 98 menit berbalut ‘twisty’ rasanya cukup membuat Lantai 4 bersahaja di banyak layar bioskop. Pun saya berharap durasi sepanjang 98 menit stidaknya berpeluang untuk sekuel film ini.
Itupun juga harus di topang sukses komersil filmnya.
Catatan lainnya adalah bagaimana film ini mengeksekusi ending yang cukup menggelitik ( sebenarnya juga menarik sih..). Pada babak ‘last minutes’ Laura ( Yuki Kato ) harus menyelamatkan adiknya, Citra ( Aqila Nathaya ) dari genggaman Genderuwo Ijo.
Apa yang terjadi adalah, Laura malah bertemu dengan nenek pengemis yang meminta sedekah darinya. Saat Laura memberikannya, nenek pengemis itu tahu keberadaan Citra dan menyuruh Laura untuk bergegas menolongnya sebelum terlambat.
Sang nenek pengemis itu pun bermohon kepada Sang Khaliq agar menyelamatkan nyawa Laura dan Citra, setelahnya bagaimana ? Maka tontonlah Lantai 4 mulai 17 Agustus di bioskop!