
POJOKSINEMA – Meski kurang daya cengkram dan tampak malu-malu, “Elevator Game” menyajikan banyak ruang pencahayaan yang tinggi di babak pertama. Hal ini dilakukan agar sesuai dengan kemasannya sebagai komedi horor dengan spirit yang lebih terasa remaja.
Hanya saja, memang tak bertahan lama ketika film tersebut berubah menjadi horor yang mengancam. Kita akan menyaksikan atmosfer ketakutan -yang – sama terbatasnya dengan trik pembuatan filmnya sendiri.
Jika ingin disebut, film ini masih malu-malu dengan flavour penyutradaraan.
Rebekah McKendry sebagai sutradara bersama timnya berjuang keras menciptakan ancaman yang kuat dari permainan “mematikan” menekan tombol lantai lift. Inilah yang dimanfaatkan, meski tidak maksimal.
Keberanian bermain Elevator Game dengan DOPnya sesekali terlihat menarik. Namun yang menarik hanya satu dan terlihat berkembang secara visual. Yakni tanda X merah jambu yang menyeramkan dan tegas yang membelah langit.
Tanda X yang penuh isyarat untuk remaja yang telah memasuki gerbang kematian yang ia takuti. Film “Elevator Game” setidaknya sedikit berhasil bermain dengan pertunjukan karya seni yang cukup solid dan cerdas McKendry.

Tidak Langsung Mencengkram
Sayangnya, film ini memang tidak cukup mampu mengembangkan skenario lainnya yang kepayahan mengembangkan presmisnya. Terlihat jelas sulitnya mengembangkan premis dari cetakan skenario lainnya, telah habis dimakan durasi filmnya.
Persoalan kekosongan dalam “Elevator Game” juga ada di judulnya. Judulnya justru menjadi masalah karena plotnya sendiri dibuat nyaris kikuk dengan irama permainan tekan tombol lantai lift!
Pastinya juga, jika anda menonton Elevator Game memang ingin berharap lebih, Bahwa misteri lift mematikan memang oatut dipercaya dalam film sebagai energi hiburannya.
baca juga yah : Retribution: Lelahnya Liam Neeson, Lagi-Lagi Pahlawan Keluarga
Film yang dirlis Shudder ini memang tidak serta merta berpijak pada arahan sensasi petualangan mematikan di dalam lift. Film ini tak lebih dari sebuah karya independen untuk bisa masuk dalam industri film yang sebenarnya.
Kenapa film ini tidak langsung mencengkram adrenalin dengan membuat teror, keseruan dan misteri yang sangat solid di dalam lift dan lorong gelap. Berandai saja jika -saya- (penulis) berharap meski semua tokohnya mati, tapi klimaksnya juga harus ok.
Film ini dibintangi : Megan Best, Madison MacIsaac, Gino Anania, Alec Carlos dan sebagainya. (Q2)