Merandai Cakrawala Sinema Indonesia: FFI 2024 Ditangan Prilly Latuconsina Dan Ario Bayu

jumpa pers-ffi 2024
Bukan sekedar tema menarik yang berjalan hanya berisi onggokan slogan belaka

POJOKSINEMAMerandai Cakrawala Sinema Indonesia, begitulah tema perhelatan akbar Festival Film Indonesia 2024. Namun apa makna sebenarnya dari rangkaian tema dengan kata-kata puitis itu?

Festival Film Indonesia sejak dahulu kala berlangsung dengan segala macam bentuk dan variabelnya. Hanya saja memang tidak ada parameter yang pasti bahwa sehebat apapun festival tidak otomaris membangkitkan mesin industrinya sendiri.

Buktinya FFI juga pernah  mati suri, ketika perfilman nasional ambruk. Festival film kasta nasional itu harus membungkus gelarannya di tahun 1993 , sebelum lahir kembali di tahun 2004.

Tahun 1977  ketua Dewan Juri FFI , D. Djayakusumah sempat pingsan saat membacakan hasil pertimbangannya. Tahun tersebut dewan juri memutuskan tidak ada pemenang Film Terbaik.

Fenomena unik itu, membuat  tokoh pers nasional, mendiang Rosihan Anwar mengomentari ‘Produser Film Indonesia sebagai pedagang mimpi’

Kini, FFI 2024 dengan Ario Bayu sebagai Ketua Komite tentu juga juga punya keinginan elok. Bukan sekedar tema menarik yang berjalan hanya berisi onggokan slogan belaka.

Namun adlaah membuat uopaya besar bagaimana FFI menjadi supremasi tertinggi insan film nasional yang selalu dirindukan pemujanya di tanah air.

Untuk dirindukan pemujanya mungkin perlu kiat jitu yang ekstra sabar. Bukan sekedar keinginan dan ritual konsep saja, hanya menjadi wejangan empuk dalam berita.

Upaya bekerja keras juga menjadi garda terdepan panitia secara keseluruhan, agar memaksimalkan upaya bagaimana publik kembali gandrung dengan pesta budaya tahunan itu.

135 Comments on “Merandai Cakrawala Sinema Indonesia: FFI 2024 Ditangan Prilly Latuconsina Dan Ario Bayu”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *