Dimana Nilai Komersil “Harta, Tahta, Boru Ni Raja”?

Alih-alih, apa kesimpulan skripsinya -saya pun tidak mencerna dengan baik.

Karena film ini juga bercengkrama dengan banyak kepentingan plot. Mulai jalinan asmara yang dibuat alakadar, lalu wisata lokal, kearifan lokal, makanan dan minuman yang semuanya ditumpuk menjadi dokumentasi.

Bahkan akting para pemainnya pun datar saja, sama dengan melihat penampilan para pemain FTV yang tidak populer namanya. Mungkin naskah juga menjadi penyebab kenapa alur cerita film ini tampak tidak bergeliat.

Sehingga memberikan pengaruh besar kepada para pemainnya. Dua pemeran utama, Mark Natama Saragi (Jerry) danĀ  Novia Situmeang (Ita) jauh dari polesan chemistry. Mereka seperti kikuk memainkan perannya yang semestinya bisa lebih dalam tergali.

Tapi, saya tetap punya kekaguman ketika masih banyak studio (rumah produksi) yang memiliki kearifan membuat film-film berbasis budaya lokal. Untuk itulah generasi bisa belajar banyak, asal muasal mereka.

Seperti apapun bentuk dan karakternya, Indonesia memang lahir dari keragaman elok warisan nenek moyangnya. (Q2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *