Janin Iblis Neraka: Maunya Bagus, Tapi Kerangka Ceritanya Loyo

Agar karya yang ia  'brojolkan' tidak tampak seperti FTV yang nyasar ke layar bioskop
Agar karya yang ia  ‘brojolkan’ tidak tampak seperti FTV yang nyasar ke layar bioskop ( foto : kicky herlambang/pojoksinema.com )

POJOKSINEMADari  studio White Collar Pictures dan Happening Films,  Janin Iblis Neraka karya sutradara Joko Nugroho film meramaikan teater bioskop. Saat ini film horor masih menjadi primadona hingga saat ini, bahkan sampai  di penghujung tahun.

Namun demikian juga tak banyak film horor yang memiliki nadi hiburan. Sebagaimana layaknya sebuah genre horor, hanya hitungan jari yang bisa kita anggap sukses di pasaran. Selebihnya, ya hanya  bisa balik modal atau rugi besar.

Film Janin Iblis Neraka juga punya misi besar, yakni menghibur sekuat tenaga penontonnya. Bukan sekedar jumlah atau kuota layarnya saja yang banyak,  agar terlihat film ini sedang semangat  menjajakan dirinya.

Namun lainnya juga selalu menjadi pertimbangan; kenapa saya harus menonton film itu? katakanlah demikian.

Film Janin Iblis Neraka dengan tiga kata judul yang sebenarnya sangat komersil. Mungkin akan bisa lebih berbobot lagi bila saja cara membungkus film ini dengan post-produksi yang rapi.

Termasuk memaksimalkan kualitas grading colour-nya.

Tidak serta merta asal bisa tayang di bioskop. Sutradara Joko Nugroho juga semestinya mampu memberikan treatment yang maksimal kepada seluruh pemainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *