
POJOKSINEMA – Sangat langka bila ada instalasi ke sepuluh yang punya keberanian memperbaiki diri dari film-film sebelumnya seperti yang terjadi dengan SAW X. Ini adalah film kesepuluh yang mengisahkan kejahatan paling berdarah yang dilakukan John Kramer (Tobin Bell).
Kegagalan spin-off “Sprial: the Book of Saw” seperti menghadirkan spirit baru bagi orang-orang di belakang layar. Mereka sepkat untuk tidak memperlakukan seri kesepuluh ini seperti pendahulunya yang amblas di box office.
Film SAW X berhasil menghapus dosa-dosa dari instalasi sebelumnya yang gagal total. Meski sebenarnya kekaguman saya (penulis) dengan seri pertamanya SAW (2004) masih membenak.
Pasalnya SAW hadir ditengah kebuntuan ide segar para sineas Hollywood. James Wan kala itu bertindak sebagai sutradara sekaligus andil menulis ceritanya.
Setelahnya, James Wan lebih nyaman duduk sebagai eksekutif produser. Kini film kesepuluh itu hadir dengan petualangan berdarah anyarnya.
Duet chemistry Tobin Bell dan Shawnee Smith, jauh lebih baik daripada di film sebelumnya dalam serial ini. Mereka berhasil menghidupkan kembali karakter ini dengan cara yang terasa lebih meletup secara emosional.
Bahkan cara John Kramer alias Jigsaw mengganjar hukuman tampaknya sedikit lebih seimbang dengan kejahatan dilakukan lawannya.
Babap pertama cerita, di sebuah komunitas terapi di mana dia bertemu Henry (Michael Beach) yang juga memiliki sisa waktu sebentar lagi selesai. hal yang juga dialami Kramer.
Setelahnya, dalam suatu pertemuan di hari cerah Henry punya kisah lain kepada Kramer. Ia mengatakan sangat bahagia setelah melakukan operasi besar di sebuat klinik tersembunyi.
Henry memberikan alamat dokter yang menanganinya.
Singkat kisah Krammer langsung melacak dimana dokter bedah ahli bernama Cecilia Pederson ( Synnove Macody Lund ) itu berada. Iapun berhasil memenukannya dan siap melakukan operasi di sebuah tempat terpencil di Mexico.
Operasi berjalan sukses, namun ia mengetahui ada yang janggal dengan operasi tersbeut.
Selanjutnya anda bisa menebak, Jigsaw bakal memburu Cecilia dan semua orang yang berkaitan dengannya.
Adegan Slaseher Dan Gore Bonus

Film ini lebih terbuka, tampak jelas SAW X memecahkan banyak masalah yang terjadi dalam franchise ini. Penggarapan film ini membatasi cakupannya, tidak koheren dalam memperlakukan rajutan plot. Semua dibuatnya senyaman dan terkendali.
baca juga : It Lives Inside: Horor Mitos Yang Lupa Bungkus Klimaks
Twistnya sangat menatrik, bagaiamana plot cerita tiudak seluruhnya linear kerana ada babak yang harus dieksuksi dengan cerdas oleh Sutradara Kevin Greutert. Andil besar penulis naskah cerita dan sekenario Pete Goldfinger dan Josh Stolberg juga harus saya akui telah membuat franchise ini bakal kembali subur di box offcie.
Ada sesuatu yang lebih renyah tentang film ini dibanding sekuel lainnya, yakni SAW X mengembalikan John Kramer ke akar misinya menunjukkan kepada orang-orang kesalahan dalam cara mereka.
Sekali lagi Tobin Bell 99 persen sempurna mendalami karakternya di film ini. Selebihnya adegan slasher dan gore di sepanjang cerita tak lebih dari bonus. (Q2)