Hanung Bramantyo Dan “Trinil” Yang Menawan, Kekurangannya?

Terbesit juga dengan hadirnya Hanung dengan kasta horor Trinil, bisakah ia membuat film horor seperti serial A Nightmare on Elm Street? atau franchise Friday the 13th? yang menjadi pedoman era genre horor modern di Hollywood?

Bukan tidak mungkin ide itu bisa saja ada dalam pikiran Hanung Bramantyo.

Trinil dibangun dengan sebuah metamorfosa Hanung sebagai sutradara. Ia tak serta merta seperti ingin mengikuti trend dengan set klasik film yang juga dibintangi Wulan Guritno, Shalom Razade dan bintang Malaysia, Fatah Amin itu.

Namun coba melempar “Trinil” sebagai menu baru yang segar sebagai film garapannya. Hanya ada sedikit yang menjadi catatan saya entah itu bisa disebut kekurangan atau apapun lah.

Film ini terlalu banyak membuat efek asap hitam saat transformasi “Trinil” yang lenyap setelah kalah dengan manusia. Dan kenapa Hanung harus ‘jahil’ menempelkan adegan iblis atau hantu (katakan demikian) yang  keluar dari televisi ‘lagi’? bukannya itu sudah ketinggalan zama?  adengan seperti ini kali pertama terjadi saat saya nonton film The Ring. (Q2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *