
POJOKSINEMA – Film “Night of the Hunted” bercerita tentang penembak jitu yang memburu korbannya secara acak di sebuah pompa bensin pada malam hari. Alice bersama rekan kerjanya yang datang mengisi bensin menjadi sasaran empuk si penembak.
Film horor thriller ini sangat menarik dengan mengandalkan dialog dialog bertenaga yang mampu merakit ketegangan. Alih-alih si penembak jitu misterius (Stasa Stanic) mulai berceramah tentang diri Alice (Camille Rowe) sesungguhnya.
Sangat menarik ketika kita diumpan dengan dialog yang sangat berisi untuk meyakini apapun yang dikatakan oleh si pembunuh. Segala hal di rajut dengan provokasi amtara Alice dan si pembunuh. Meski pada aklhirnya provaksi yang berujung ketegangan itu harus disudahi saat Alice berani ‘pasang badan’.
Upaya Alice melarikan diri dari pompa bensin pun menjadi usaha yang sia-sia. Plot “Night of the Hunted” sukses membuat penonton hanyut dalam logika yang berputar-putar.
Masing-masing karakter memiliki alasan kuat untuk meraih pembenaran. Sedikit kita belajar tentang seperti apa dan siapa Alice.
Demikian kita juga mengenal hanya lewat dialog siapa sebenarnya si penembak misterius itu. Dalam sudut pandang normal, kita juga tidak membenarkan kenapa Alice harus selingkuh dari kekasihnya, Erik (Aleksandar Popovic).
Meski lewat kekuatan dialog ia mengemukakan kenapa ia harus tidur dengan John (Jeremy Scippio) rekannya sendiri. Lagi-lagi persoalan kerentanan hubungan antar kulit putih menjadi isu menarik di film arahan Franck Khaifoun ini.

Omong Kosong Dan Perempuan Tangguh
Film “Night of the Hunter” diproduseri oleh Alexandre Aja. Bagi anda yang menonton banyak film-film horor Aja, tentu tahu betapa kuat pengaruhnya di film ini.
Alhasil “Night of the Hunted” menjadi karya orisinal yang menakjubkan. Semua disajikan dengan kesesatan karakter dan dialog yang sangat cerdas.
Ada ruang dimana kita harus berpihak pada klise dan moral kedua karakter. Dan saya (penulis) harus acungkan jempol dengan performa akting Camille Rowe.
Aktris kelahiran Paris, berdarah Amerika ini mampu memberikan penampilan terbaiknya. Sepanjang durasi, ia sukses memainkan karakter Alice yang terus berkembang.
baca yah : Simak Unggulan Festival Film Wartawan Indonesia XIII 2023
Akhir cerita yang menarik ketika penonton harus memutuskan sendiri apa sebenarnya alasan mereka “dipertemukan” di pompa bensin. Tapi film ini juga tidak akan membiarkan kita terlena mencari siapa yang berhak hidup, bahwa semuanya hanya terjadi dalam film.
Segala hal yang terlempar dalam dialog adalah omong kosong yang ingin meyakinkan penontonnya. Selebihnya, kita akan menikmati bagaimana perempuan dengan masalah hidupnya, merintih kesakitan namun tetap tangguh dan pemberani. (Q2)