Cerita Horor “Dosen Ghaib” Yang Dieksekusi Biasa Saja

Semua mengalir dengan ringan saja, mungkin Dee Company sebagai studio yang memproduksinya lebih ingin menjajakan genre horor yang ngepop tanpa berputar sana-sini.

Sebagai horor ‘popcorn movie’ -demikian saya (penulis) menyebutnya- film “Dosen Ghaib” tidak perlu bersusah payah membangun ide ceritanya. Tanpa harus membuat plot yang bertele-tele, alhasil semua cukup di bungkus dengan durasi kurang lebih 96 menit.

Film ini memang tidak berkeluh kesah dengan treatmennya, bahkan scoring yang di sematkan cukup bagus.Tapi  yang cukup komersil adalah saat memainkan ‘foley’ suara tongkat hantu pak Bakti terdengar sangat manis dengan hentakan di lantai yang tidak memekakan telinga.

Namun kalau bicara efek visual, film ini masih terlalu biasa meski tidak ‘asal teplok’. Hanya saja, sosok hantu pak Bakti yang bisa membesar dan tinggi menyentuh atap itu, bagi saya masih kurang manis visualnya – perlu kerja keras.

Produser Fadli Fuad Tanggapi Adegan ‘Mesra’ Tamee Irelly

Begitu juga adegan saat Maya (diperankan Annette Edoarda) terjungkal dari lantai dan tertancap besi, bagi saya tidak menarik.

Ersya Aurelia
Ersya Aurelia ( foto: kicky herlambang/pojoksinema.com )

Mungkin shoot efeknya yang tidak bekerja dengan baik. Nah, inilah sebuah kreatifitas dalam kerja produksi, bagaimana penataaan sinematik sangat penting demi memberikan kekuatan penuh atmosfer cerita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *