The Conjuring : The Devil Made Me Do It tak lagi rasa James Wan

The Conjuring : The Devil Made Me Do It tak lagi rasa James Wan
Unsur investigasi yang dikelola lewat duo Ed (Patrick Wilson) dan Lorraine Warren (Vera Farmiga) memang praktis membungkus film ini hingga tamat riwayat di menit terakhir.

POJOKSINEMAFilm horor supranatural The Conjuring : The Devil Made Me Do It masih tetap konsisten dengan warna khas Hollywood-nya, meski saya tak mengelak bahwa instalasi ke-3 besutan Michael Chaves ini terlalu gamang untuk mengembalikan ‘rasa’ film pertamanya ( The Conjuring , 2013) arahan James Wan.

Nama Michael Chaves mulai populer saat duduk di bangku debut penyutradaraan-nya lewat The Curse of La LLorona (2019).

Kini Chaves dipercaya produser James Wan untuk membuat The Conjuring seri 3.

Namun demikian, tak ada karya manusia yang sempurna, Chaves tetap memiliki keterbatasan dalam memoles suspense dan dramaturgi The Conjuring : The Devil Made Me Do It.

Alhasil sensasi rasa horor supernatural The Conjuring, lebih nyaman berada pada etalase cerita dengan warna investigasi belaka.

Unsur investigasi yang dikelola lewat duo Ed (Patrick Wilson) dan Lorraine Warren (Vera Farmiga) memang praktis membungkus film ini hingga tamat riwayat di menit terakhir.

Tak seperti ekspektasi saya, bahwa The Conjuring jilid 3 ini akan kental dengan atmosfer horornya ( dalam cerita),-bukan dengan treatment jump-scare yang di lumat Chaves habis-habisan di 15 menit pertama.

Selebihnya The Conjuring : The Devil Made Me Do It hanya mengalir dengan rasa petualangan Ed dan Lorraine saat menyelidiki dan menguak  misteri pembunuhan supranatural ( karena faktor kerasukan iblis) yang dilakukan tokoh Arne Johnson (Ruairi O’Connor) terhadap kerabatnya sendiri,  Bruno.

the conjuring 3
Dari sekian tokoh yang berkaitan dengan ending film, maka sebaiknya anda jeli untuk menyimak kalimat yang dilontarkan Lorraine ‘Kami tahu bahayanya lebih dari yang kau pikirkan!’ kepada Pastor Kastner

Film The Conjuring : The Devil Made Me Do It, memang punya lanskap cerita berbeda dari dua pendahulunya ( bila mungkin itu yang diinginkan James wan sendiri).

Semisal bagaimana penuturan cerita film ini mengkoneksikan beberapa tokoh pelakonnya seperti ; Arne , David Glatzel ( Julian Hilliard ), Lorraine Warren, Pastor Kastner ( John Noble), Totem Penyihir ( benda yang dikeramatkan untuk melakukan kejahatan supranatural) dengan karakter Isla yang menganut Okultisme serta dua pelakon (bonusnya untuk memperlebar drama ) lainnya yang menjadi cameo : Katie Lincoln (Andrea Andrade) dan  as Katie Lincoln dan  Louise Strong (Ingrid Bisu).

Dari sekian tokoh yang berkaitan dengan ending film, maka sebaiknya anda jeli untuk menyimak kalimat yang dilontarkan Lorraine ‘Kami tahu bahayanya lebih dari yang kau pikirkan!’ kepada Pastor Kastner, namun jang punya ekspektasi berlebih.

Dalam film ini juga di visualkan efek CGI yang sangat menarik dan belum saya (penulis) jumpai dalam banyak film horor lainnya, yakni saat David Glatzel kerasukan roh jahat yang memelintir badan dan kepalanya berbalik arah.

Sebenarnya, scene dengan badan dan kepala memutar balik 180 derajat yang ( banyak dalam film horor supranatural) dikendalikan oleh roh jahat adalah sesuatu yang standar saja.

Namun Chaves membuatnya demikian indah secara visual, tentu dengan teknik efek yang lebih baru.

Bila saja, film ini ingin punya rencana membuat spin-off ; bisa berpeluang karakter Isla akan digodok menjadi sentra cerita.

Bahkan mungkin juga berkaitan dengan petualangan boneka jahat Annabelle, karena Ed sempat menyebut nama boneka ‘Annabelle’.

Akhir kata, The Conjuring : The Devil Made Me Do It, tetap sebuah horor supranatural meski rasa film ini belum sebanding dengan pendahulunya The Conjuring ala James Wan. (Q2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *