Penampilan Tulus Sara Fajira Cengkerama Dengan “Sinden Gaib”

sara fajira
Sara Fajira ( foto : kicky herlambang/pojoksinema.com )

POJOKSINEMAMasyarakat pecinta film nasional patut bangga saat banyak rumah produksi mengangkat tema cerita horor mengerikan suatu daerah.

Ritual urban legend kerap menjadi etalase komersil untuk diolah menjadi alat penghasil ‘cuan’ di bisnis film.

Belakangan kian marak cerita-cerita horor penuh mistis yang dijelmakan ke dalam visual di layar bioskop. Pasalnya bagi para produser, mengangkat tema cerita dari mitos ataupun kisah nyata atau legenda rakyat di suatu daerah, sangatlah laku.

Setidaknya ada perbuatan bijak dari para pembuat film, betapa mereka telah berperan penting mendengungkan nuansa kearifan lokal dalam skala nasional. Bahkan jika film tersebut di putar di area pasar regional dan internasional maka nama Indonesia dan budayanya pun kian membumi.

Film adikodrati-psikologis, “Sinden Gaib”, meski hanya bertutur pada ruang wilayah terbatas di dusun Trenggalek, Jawa Timur, masih punya tenaga untuk menggali plot dengan potensi komersial nan tinggi. Tentu, tim produksi, sudah pasti disiplin menggarap film horor “Sinden Gaib” agar tidak sekedar menjual kepopuleran adikodrati menakutkan tentang sinden bermerk Mbah Sarinten semata,

Tapi juga upaya bagaimana bungkusan film arahan Faozan Rizal itu juga punya unsur ‘cuan’. Artinya saat dijajakan di bioskop, orang tidak menyimaknya sebagai ‘wewangian’ ritual lokal saja yang familiar.

Tapi lebih dari itu, tim produksinya pun harus berupaya keras menjadikan kultur horor asal Trenggalek ini mengoyak kantong box office dalam skala besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *