Poker Face : Keberhasilan Russell Crowe sematkan elemen kemanusiaan

poker face - pojoksinema.com
Russell Crowe

POJOKSINEMA Poker Face adalah cara bagaimana sutradara Russell Crowe menyematkan elemen kemanusiaan yang menarik dan terampil dengan kemasan thriller suram.

Sosok Jake Foley yang diperankan dengan gemilang oleh Russell Crowe adalah potret suram seorang pria kaya raya di Australia.

Crowe dengan fitur penyutradaraannya mencoba mengikatkan -setidaknya – kelembutan film kelas B dengan problematic penyesalan nan memilukan.

Poker Face pada hakikatnya hanya sebuah thriller murung yang teramat suram dan sukar untuk mewujudkan.

Meski harus diakui, Crowe mencoba menitipkan pesan kepada para miliarder yang selalu menghamburkan uang.

Namun hanya sedikit yang punya kepedulian kepada banyak orang susah.

Poker face mengalir tanpa harus kita berharap dengan banyak kejutan, meski ( sekali lagi) ini sebuah genre thriller.

Jake  pria kaya raya dengan segala miliknya, mengadakan pertemuan mewah untuk teman-teman lamanya.

Mikey (Liam Hemsworth) yang alkoholik dan mitra bisnis yang dapat diandalkan Drew (RZA).

Sebenarnya Jake memiliki kejutan untuk teman-temannya, hanya saja sekelompok pencuri yang hendak merampoknya telah mengintai dirinya.

Kelompok pencuri itu ingin menyikat sebuah lukisan milik Jake yang sangat tak ternilai harganya.

Poker Face sebenarnya pun bisa lebih dalam memboyong kekuatan karakter jake sebagai orang kaya dengan keaslian raut wajahnya yang menua.

Crowe sedia tampil juga dengan keaslian fiotiknya, rambut dan janggut beruban.

Hanya saja, plot cerita juga menjadi masalah, bahwa betapa ‘style’ atau khas jake sebagai miliarder dengan teka-tekinya tak terlalu mencolok.

Hingga misteri yang mengelilingi jake tumpah biasa-biasa saja, tidak cukup kuat untuk membuatnya anggun sebagai plot.

Russell Crowe,  juga terlibat dalam penggarapan skenario harus berjuang keras memebrikan keindahan elemen-elemennya.

baca yang ini : Lost Bullet 2 : Sekuel thriller-action banjir pujian yang kaya sinematik

Secara plot – yang kita inginkan- sebenarnya cukup memiliki base sebagai konsep genre thriller.

Seperti ketika babak baru : ketika para peampok yang berhasil masuk ke rumah mewah jake dan terjadi perlawanan.

Ini sebuah potensi untuk betul-betul mendongkrak keseruan yang semestinya, bahkan harus lebih berenergi.

Namun apa yang terjadi, yah hanya datar saja, tidak ada ketegangan yang berarti atau hanya sekedar menempel pada naskah saja!

Bahkan alasan mengapa Jake mengundang teman-teman lamanya untuk main poker di rumah mewahnya, terasa sekali dibuat-buat.

Ada yang mencuri oerhatian saya adalah penampilan gemilang aktris muda Molly Grace yang berperan sebagai Rebecca Foley.

Grace cukup menawan membentuk chemistry dengan Crowe meski tak terlalu banyak scene yang ia mainkan.

Dan untuk visual sinematik, anda tak perlu khawatir!

Poker Face berakhir dengan secarik pesan : Agar kita menghargai apa yang telah diraih dan milikilah dengan sebenar-benarnya. (Q2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *