
POJOKSINEMA – Beberapa waktu lalu saya (penulis) menjumpai kerabat dekat yang lama tak bersua. Dalam keilmuan saya menulis banyak hal tentang dunia film dan carut marutnya, nama Rama Sastra Negara, adalah sosok paling saya cari saat ini.
Sekitar awal 2014, saya dipertemukan dengan Rama lewat mendiang Syamsudin Noer Moenadi. Almarhum adalah wartawan senior yang banyak berjasa kepada saya menyampaikan banyak risalah keilmuannya, agar saya memahami apa itu industri film.
Sayangnya awal 2018 beliau lebih dahulu menghadap Sang Khaliq.
Sementara pertemuan saya dengan Rama Sastra Negara, yang kini menjadi Creative Activator. tak terlalu sering. Bahkan seingat saya, kali terakhir saya bersua dengannya saat mengunjungi rumah duka almarhum Syamsudin Noer Moenadi ,
Susai itu kami belum ada waktu luang untuk berjumpa. Meski kami sering bersapa kabar di telepon.
Uniknya, beberapa waktu lalu saya tergelitik untuk menghubunginya, sekedar memaparkan kegelisahan saya tentang laju perfilman nasional. Saya bertutur banyak hal kepadanya terkait nasib film nasional ditengah pilihan kuantitas dan kualitas.
Terjadilah percakapan seru kami ditelepon.
Rama mengatakan ‘Industri film Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir’
Kuantitas produksi film Indonesia meningkat pesat, dengan jumlah film yang diproduksi setiap tahun semakin bertambah.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah peningkatan kuantitas ini berdampak pada kualitas dari film-film yang dihasilkan?
Tantangan Kualitas:
“Peningkatan kuantitas produksi film Indonesia mungkin memberikan kesan bahwa industri film kita sedang berkembang dengan pesat. Namun, kita juga harus mempertimbangkan bagaimana peningkatan ini dapat mempengaruhi kualitas dari film-film tersebut,” paparnya.
Fokus pada Kuantitas
Dalam upaya untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin besar, industri film seringkali terjebak dalam upaya untuk memproduksi sebanyak mungkin film dalam waktu yang singkat. Dalam prosesnya, fokus pada kualitas bisa saja terabaikan.
Terbatasnya Waktu dan Anggaran
Dalam produksi film yang berjalan dengan cepat, waktu dan anggaran seringkali menjadi kendala. Pembuatan film membutuhkan waktu yang cukup untuk pra-produksi, pengembangan cerita, casting yang tepat, dan persiapan lainnya. Ketika produksi dilakukan dengan tergesa-gesa, proses kreatif dapat terpengaruh dan menghasilkan kualitas yang kurang memuaskan.
Kurangnya Inovasi
Dalam atmosfer produksi yang cepat, ada risiko terjadinya pengulangan cerita atau formula film yang serupa. Penonton mungkin menjadi bosan dengan tema dan plot yang terlalu sering diulang tanpa inovasi yang signifikan. Ini dapat menghambat perkembangan kualitas dan daya saing industri film Indonesia secara keseluruhan.
Keterbatasan Pendidikan dan Pelatihan
Peningkatan kuantitas produksi film harus diiringi dengan peningkatan kualitas SDM di industri ini. Tantangan terletak pada kurangnya pendidikan formal dan pelatihan yang memadai bagi para pembuat film. Keterampilan teknis, pemahaman cerita yang baik, dan pengembangan bakat kreatif perlu diperkuat agar kualitas film Indonesia terus meningkat.
Mengatasi Tantangan:
Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh peningkatan kuantitas produksi film Indonesia, perlu dilakukan langkah-langkah berikut:
Meningkatkan Pendidikan dan Pelatihan
Investasi yang lebih besar dalam pendidikan formal dan pelatihan bagi para pembuat film sangat penting. Ini akan membantu memperkuat kualitas kreatif dan teknis dari para profesional film Indonesia.
Memprioritaskan Kualitas di atas Kuantitas
Industri film perlu berpikir jangka panjang dan memprioritaskan kualitas dalam setiap tahap produksi. Mengambil waktu yang cukup untuk merencanakan dan melaksanakan dengan baik dapat membantu meningkatkan kualitas film secara signifikan.
Mendorong Inovasi dan Kreativitas
Perlu mendorong inovasi dan kreativitas di dalam industri film Indonesia. Mendorong para pembuat film untuk menggali ide-ide segar, menguji batasan, dan mengeksplorasi berbagai genre dan cerita baru.
Kolaborasi dan Pertukaran Pengetahuan
Kolaborasi antara para pembuat film, produser, sutradara, penulis skenario, dan sinematografer juga penting. Pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar profesional dapat membantu meningkatkan kualitas film secara keseluruhan.
baca juga dong : Amellia Putri Ungkap Bayaran Foto Syurnya Juga Panji Gumilang
Pada akhirnya, penambahan kuantitas produksi film Indonesia memberikan dampak positif dalam pertumbuhan industri film. Namun, perlu diakui bahwa tantangan kualitas juga muncul.
Dengan langkah-langkah yang tepat, seperti meningkatkan pendidikan, memprioritaskan kualitas. Lalu mendorong inovasi, dan kolaborasi, industri film Indonesia dapat mengatasi tantangan tersebut.
Seraya meningkatkan kualitas film yang dihasilkan.
“Kualitas film yang baik akan memperkuat daya saing industri film Indonesia secara global dan meningkatkan apresiasi terhadap karya-karya film lokal,” Tuntasnya kepada pojoksinema.
Masih banyak lagi obrolan saya dengan Rama, namun akan saya sambung dalam artikel selanjutnya saja. Agar tidak jenuh dibaca, jika terlalu panjang. (Q2)