
POJOKSINEMA – Entah apa yang dibuat sutradara dan produser James wan dengan Malignant -nya, hingga membuat film yang dibintangi Annabelle Wallis menjadi konyol.
Wan mungkin terlalu percaya diri untuk melakukan metamorfa dengan gagasan kreatifnya, alih-alih menjadikan Malignant sebagai film dengan mengkonversikan horor-supernatural, action dan thriller ; semua di aduknya hingga membuat saya (penulis) jadi tertawa ngakak karena filmnya.
Skenario Malignant yang ditulis oleh Akela Cooper — berdasarkan ide ‘gila’ yang di kembangkan bersama James Wan dan istrinya, aktris Ingrid Bisu (The Nun) — dimulai dengan set prolog dalam semacam rumah sakit jiwa di sisi tebing yang menjadi pengantar cerita hingga ke menit terakhir .
Madison (Annabelle Wallis) yang sedang hamil tua harus mendapat perlakuan kasar dari suaminya, Derek (Jake Abel) yang bersikap masa bodoh kepada dirinya, sebelum akhirnya mereka bertengkar.
Derek juga menjadi penyebab Madison pernah sebelumnya keguguran karena ulah kasarnya.
Secara kasar Derek memukuli Madison di kamar juga mendorong Madison hingga kepalanya membentur dinding cukup parah hingga berdarah.
Scene berpindah saat malam hari dalam situasi tenang namun perlahan mencekam, Madison terbangun dari tidurnya dan melihat bantal yang digunakannya berlumur darah dari kepalanya.

Lalu saat ia hendak mencari suaminya, ia justru menjumpai Derek tak bernyawa.
Dari sinilah teror ganas sosok yang kelam dan handal dalam membantai itu dimulai.
Madison, yang telah mengalami serangkaian keguguran, mulai mengalami penglihatan mengerikan lewat alam bawah sadarnya.
Madison bisa melihat makhluk yang sama secara brutal membunuh korban lain, termasuk Dr. Weaver dan dokter lainnya yang terlibat pada pembukaan film.
Rangkaian pembunuhan sadis dan keji itu menarik minat sepasang detektif pembunuhan Kekoa Shaw (George Young) dan Regina Moss (Michole Briana White), tanpa kecuali adik madison sendiri , Sydney Lake (Maddie Hasson) yang juga andil mendukung investigasi alur pembunuhan sadis dan ganas tersebut.
Boleh jadi James Wan dan Malignant tetap bekerja dengan baik sebagai genre supernatural sadis dan thriller menyeramkan secara perlahan visual pun pada dipenuhi dampak instalasi CGI termasuk memainkan pola pengambilan gambar dengan teknik orbits shoot.
Namun sayangnya, proses bedah skenario Malignant kian melebar dan aneh juga konyol.

Film Malignant pada akhirnya berwujud thriller-supernatural- action dengan efek horor dan jumpscare-nya yang serba seru mengingatkan pada James Wan dalam Furious 7 yang serba kencang dengan adrenalin.
Apalagi sosok makhluk berjubah bernama Gabriel yang akhirnya diketahui teman imajiner masa kecil Madison menjadi sang pembantai sadis yang cukup lincah dengan gerakan fisiknya, berlari sana sini hingga lompat dari ketinggian.
Gabriel juga dibekali keterampilan membantai dengan sebilah pedang pendek yang selalu dalam genggamannya.
baca ini juga dong : The Old Ways : Legenda horor Meksiko yang menarik
Malignant juga membuat kerumitan yang paling parah ( jika boleh saya sebut ), saat Madison membantai para wanita teman satu selnya, saat bagian tubuhnya separuh berubah wujud menjadi sosok Gabriel yang ganas.
Sejatinya ada alasan kuat kenapa film ini tak ingin stabil sebagai thriller dan horor saja, sebab tema yang diangkat seberang adalah tentang penyakit ganas Teratoma.
Teratoma adalah campuran sel matang atau belum terlalu matang dan menjadi tumor yang terdiri dari jaringan, semisal rambut, otot, dan tulang, yang sering terjadi pada ovarium perempuan.
Lebih dari itu, Malignant adalah sebuah pesan kuat dari film itu sendiri tentang perilaku manusia saat ini, bahwa kejahatan bukan saja datang dari luar diri kita tapi bisa saja datang dari dalam diri kita sendiri.
Dan selanjutnya silahkan anda bakal ingin terkekeh menonton Malignant yang aneh ini. ( Q2)