
POJOKSINEMA – Aktris kawakan Helen Mirren bethasil terperangkap dalam pesona prostetik berat serta kepulan asap rokop tak henti di film “Golda”. Hlen Mirren adalah aktris terhebat di masanya. Ia tentu saja memiliki cara untuk mengungkapkan sepenggal asa kemanusiaan Golda Meir sebagai Perdana Menteri Israel.
Hanya saja, kecerdikan transformasi fisiknya terlalu sering mengunci pandangan antara kesabaran dan ambisi kemenangan. Golda yang disutrdarai Guy Nattiv ini, berlatar tahun perang 19 hari pada tahun 1973.
Perang yang meilibatkan pasukan Arab pimpinan Mesir. Perang ini terkenal dengan sebutan Perang Yom Kippur.
Mirren cukup mempesona memerankan Golda yang uzur dengan segala kelemahan dan derita yang tersimpan. Berdasarkan naskah polesan Nicholas Martin, sutradara Nattiv menggambarkan masa penuh kesulitan.
Dalam periode ini sering ia menampilkan adegan pertemuan strategi yang kering dan berulang antara Golda dan penasihat militernya. Golda yang perokok berat hingga alami batuk berdahak darah, memang tak bisa lebih memberikan nuansa ketegangan politik dan dirinya sendiri.
Alhasil film hanya mengalir linear tanpa polesan thriller yang mendebarkan. Akan tetapi sematan gambar-gambar asli diokumenter juga cukup bersahaja memboyong kita ke masa itu.
Banyak gambaran tentang Golda dan kerapuhan fisiknya, yang tak pernah luntur semangat juangnya. Kita masih diperlihatkan semangat Golda, lewat percakapan dengan Menteri Luar Negeri AS, Henry Kissinger yang dimainkan dengan sangat baik oleh Liev Schreiber.
Betapa Golda menjadi sosok yang sangat mudah berbincang santai dengan Henry, bak seorang sahabat lama. Chemistrynya mengalir deras saat mereka berdialog di ruang makan rumah Golda.

Sedikitnya Adegan Kemanusiaan Golda
Kedua aktor , Mirren dan Schreiber memiliki chemistry yang hangat seraya berbagi selera humor yang betul-betul langaka di film lain.
Kebaikan nurani Golda Meir juga terlihat dari cara dia memperlakukan karyawannya. Khususnya perempuan yang bekerja untuknya.
baca juga : Wadah PERFIMA, Antara Kolaborasi Dan Sinergitas
Dia memiliki hubungan yang sangat baik dengan Camille Cottin (“Stillwater”), ajudan setia yang sangat lembut mencuci rambut Meir di bak mandi, mencabut potongan rambut akibat pengobatan kankernya.
Sekali lagi, momen kemanusiaan ini seharusnya bisa lebih padat, meski jarang terjadi. Storytelling Golda berjalan dengan relatif tenang tanpa kecemasan dan ketegangan mencekam yang sebenarnya juga saya (penulis) harap.
Alhasil Golda mengayun bak sosok manusia dari bani Israel yang ingin berdamai dengan bangsa lainnya namun terkunci dengan warisan sejarah tanah leluhur yang ia kuasai hingga kini. (Q2)