Apa Yang Istimewa Dalam “Siksa Kubur”, Hayo…

Tapi saya sedkit memberikan catatan,  teringat sutradara James Wan saat merilis Insidious, yang mempertemukan antara kekuatan spirit manusia dengan alam gaib. Semua digambarkan dengan pemolaan investasi tema dan gaya.

Bahwa apa yang dilakukannya akan diteruskan para filmmaker Amerika dan lainnya. Demikian dengan “Siksa Kubur” juga menampilkan adegan saat Adil dan Sita kecil masuk ke dalam terowongan  bertemu dengan anak kecil, Ismail, yang sebenarnya telah mati.

Kematian Ismail adalah ulah Wahyu (Slamet Rahardjo) pria berkedok agama tapi berhati jahat yang membunuh tak kurang dari 50 bocah pesantren yang dikelolanya.

Saya jumpai scene saat Sita dewasa diajak berkomunikasi  dengan ruh orang mati oleh cenayag (diperankan Ninik L. Karim) di meja bundar.

Adegan seperti ini,  ‘pose’ nya pernah saya jumpai di film The Others (2001)  karya Alejandro Amenabar, dibintangi Nicole Kidman.

Sebagai film, saya menerjemahkan “Siksa Kubur” adalah bagaimana kita mencernanya saja. Bukan persoalan adegan penyiksaan tokoh Wahyu saat mati disiksa di alam kubur dengan efek sinematik.

Tapi bagaimana kita harus mafhum yang diinginkan Joko Anwar dalam filmnya.

Simple saja! Justru semua tokoh jahat yang ada dalam film itu adalah gambaran bagaimana kelak mereka nanti mengalami siksa kubur sesuai andil kelakuannya di dunia.

Kenapa film ini jadi banyak bertabur bintang ? Yah sah-sah juga kok namanya juga reuni satu film.

Bagi saya keistimewaan film ini ada dua pertama adalah judulnya “Siksa Kubur” dan yang kedua adalah Joko Anwar. That’s it! (Q2)

6 Comments on “Apa Yang Istimewa Dalam “Siksa Kubur”, Hayo…”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *