Apa Yang Istimewa Dalam “Siksa Kubur”, Hayo…

Entah puluhan atau seratus miliar! Yah tergantung layar juga dan selera penontonnya, termasuk kekuatan promosinya.

Reza rahadian - pojoksinema.com
Reza Rahadian ( foto: kicky herlambang/pojoksinema.com )
Yang Istimewa Dalam  “Siksa Kubur”

Film ini sejatinya saya hormati sebagai karya seni yang sangat bagus sebagai film tentunya. Betapa Joko Anwar yang memborong jabatan sebagai sutradara, penulis dan editor film  untuk membuai banyak penonton.

“Siksa Kubur” memang bukan film horor yang dijejali banyak suspense dan jumpscare. Semua dikemas dengan ‘Hollywood taste’ Joko Anwar.

Joko Anwar -memang- andil menghempaskan karyanya sebagai produk industri yang ingin (layak) setara dengan Hollywood. Sah-sah saja!

Tapi saya sedkit memberikan catatan,  teringat sutradara James Wan saat merilis Insidious, yang mempertemukan antara kekuatan spirit manusia dengan alam gaib. Semua digambarkan dengan pemolaan investasi tema dan gaya.

Bahwa apa yang dilakukannya akan diteruskan para filmmaker Amerika dan lainnya. Demikian dengan “Siksa Kubur” juga menampilkan adegan saat Adil dan Sita kecil masuk ke dalam terowongan  bertemu dengan anak kecil, Ismail, yang sebenarnya telah mati.

Kematian Ismail adalah ulah Wahyu (Slamet Rahardjo) pria berkedok agama tapi berhati jahat yang membunuh tak kurang dari 50 bocah pesantren yang dikelolanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *