POJOKSINEMA – Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Namun film yang mengangkat kisah pertanian masih bisa dihitung jari. “Seribu Bayang Purnama” lahir dari keresahan para petani yang harus berjibaku dengan mahalnya biaya produksi.
“Pada kenyataanya banyak sekali kendala yang dihadapi oleh para petani saat mereka melakukan produksi,” kata sutradara “Seribu Bayang Purnama” Yahdi Jamhur. “Mulai dari tingginya biaya bibit, pupuk, belum lagi kesulitan untuk mendistribusikan hasil pangan serta juga tidak stabilnya harga jual produk pangan mereka.”
Sejak lama Yahdi sadar masalah yang menimpa petani ketika bikin konten di Nusa Tenggara Timur. “Kami melihat dari dekat apa saja yang harus dilalui petani untuk bisa memulai produksi, ini membuat saya tergerak menuangkan itu pada media film,” ungkap sutradara dan founder Baraka Film ini.
Yahdi menuturkan bahwa filmnya menyodorkan kehidupan petani dengan sinematografi indah serta cerita yang relevan. Proses produksi digelar akhir September 2024 lalu dan kini masuk tahap pasca produksi.