Uniknya “Terikat Jalan Setan”, secara tiga babak berbeda, dikendalikan oleh satu sutradara saja, yakni Harry Dagoe sendiri. Akan berbeda dengan banyak film antologi asing yang lahir dari kehendak dan konsep beberapa sutradara lalu menyatu menjadi sebuah film.
Lalu bagaimana nasib “Terikat Jalan Setan” dari sisi komersilnya?
Mangku Pocong: Horor Folklore Yang Masih Doyan Jedag Jedug
“ Tergantung penggarapannya seperti apa? Tapi dalam film ini memang saya membutuhkan story yang renyah, mudah dicerna penonton. Artinya meski ini antologi, tetap punya unsur komersial sebagai film. ‘ jelas Harry Dagoe kepada pojoksinema.
Tadi sempat anda menyebut tentang proses editing berkaitan dengan tempelan efek CGI yang cukup rumit, seberapa banyak muatan 3D effect dan CGI film ini?
“ Cukup lumayan banyak sih mas, ada sekitar 30 persen efek CGi yang kita sematkan di film ini. Tapi sebenarnya banyak kita gunakan karena masalah real shotnya. Nah untuk bisa dapatkan itu akhirnya kita putuskan gunakan CGI. Jadi proses di dapur editingnya juga lumayan makan waktu lama, “ paparnya.
Seperti apa hasil karya Harry Dagoe lewat film terbarunya “Terikat Jalan Setan” – yang menggelitik saya untuk segera mengulasnya- maka bersabarlah hingga film ini menjumpai anda di bioskop akan datang! (Q2)