Jika anda jeli saat menontonnya, maka tak lama lagi situasi hening tanpa suara akan terjadi akibat teror mematikan sang monster.
Namun demikian, saya masih agak bingung saja, bagaimana tiba-tiba Lee Abbott ( John Krasinski ) mengisyaratkan jarinya di depan bibir untuk meminta seseorang di dalam restoran untuk diam tak bersuara dan tenang saat berdoa!
Darimana Lee tahu jika monster antah berantah itu peka dengan suara??
Sementara Lee sendiri belum tahu bahkan semua yang ada di dalam restoran pun tak akan tahu karakter dan sifat monster itu.
Jika di dalam restoran ada scene dimana seorang anak yang sedang bertelepon dengan suara ketakutan, pun saya juga masih menganggap diri saya tak tahu kalau monster tersebut punya pendengaran yang peka untuk memangsa manusia.
Tapi mungkin, dalam gambaran cerita awal di menit-menit pertama film yang sebenarnya mencoba untuk membentuk formula flashing, bahwa film bagian kedua ini akan mengajak anda untuk lebih banyak diam, yah.. sah-sah saja.
namun demikian, kelipatan dialog suara percakapan -saat teror dimulai hingga selesai- masih lebih banyak ketimbang jilid pertamanya.
Film A Quiet Place part. II memang berupaya menyempurnakan dimensi horor-thriller dan suspesn-nya dengan mengelola kekuatan tiga tokoh sentra Evelyn, Marcus dan Regan yang coba di elaborasikan dengan munculnya Emmet dan pria (Djimon Hounsou) tanpa nama di sebuah pulau kecil.
Secara keseluruhan , drama yang disajikan A Quiet Place part. II cukup hidup dan berenergi.
Lalu akankah klimaks film ini berlanjut kepada instalasi ke -3 nya kelak?