Film “EVA: Pendakian Terakhir” perlu unsur suspense yang kuat

bulan sutena
Bulan Sutena ” EVA: Pendakian Terakhir” (foto; wayan/pojoksinema.com)

POJOKSINEMA –  Film “Eva: Pendakian Terakhir” memang tak jauh berbeda dengan kebanyakan genre horror survival yang tayang di tanah air.

Hanya saja film arahan Dedy Mercy ini perlu penataan yang tidak terburu-buru.

Yang saya (penulis) maksud adalah detail cerita yang sesungguhnya. Artinya “EVA: Pendakian Terakhir” perlu bijak untuk menata bagan cerita  manakah yang hendak di khusukkan sebagai konsentrasi plot. Pasalnya cerita ini terpecah menjadi beberapa kepentingan.

Semisal Eva ( Bulan Sutena) yang menjadi yatim piatu setelah ditinggal mati orang tua. Lalu sosok Tentri yang kerasukan iblis, juga kehadiran setan penghuni hutan di gunung, yang memecah konsentrasi plot.

Latar Eva sebenarnya bisa dikelola untuk menjadi substansial cerita yang lebih komersil. Namun rupanya, film ini lebih mengarah kepada misi penyelamatan diri sendiri yang dilakukan Eva dan empat rekannya di tengah pendakian gunung.

Progam SISS Tekomsel Melalui MAXStream Studios Dukung Sineas Muda

Dari judul sebenarnya cukup komersil, bagaimana penyematan rangkaian kata dalam judul tersebut menimbulkan ekspektasi bahwa teror menakutkan dan mengerikan akan terjadi saat mereka mendaki gunung. Namun sayangnya, eksekusi cara bertutur yang melayang menjadi sebuah plot cerita yang ‘crange’ di cerna.