Hanya saja, plot cerita juga menjadi masalah, bahwa betapa ‘style’ atau khas jake sebagai miliarder dengan teka-tekinya tak terlalu mencolok.
Hingga misteri yang mengelilingi jake tumpah biasa-biasa saja, tidak cukup kuat untuk membuatnya anggun sebagai plot.
Russell Crowe, juga terlibat dalam penggarapan skenario harus berjuang keras memebrikan keindahan elemen-elemennya.
baca yang ini : Lost Bullet 2 : Sekuel thriller-action banjir pujian yang kaya sinematik
Secara plot – yang kita inginkan- sebenarnya cukup memiliki base sebagai konsep genre thriller.
Seperti ketika babak baru : ketika para peampok yang berhasil masuk ke rumah mewah jake dan terjadi perlawanan.
Ini sebuah potensi untuk betul-betul mendongkrak keseruan yang semestinya, bahkan harus lebih berenergi.
Namun apa yang terjadi, yah hanya datar saja, tidak ada ketegangan yang berarti atau hanya sekedar menempel pada naskah saja!
Bahkan alasan mengapa Jake mengundang teman-teman lamanya untuk main poker di rumah mewahnya, terasa sekali dibuat-buat.
Ada yang mencuri oerhatian saya adalah penampilan gemilang aktris muda Molly Grace yang berperan sebagai Rebecca Foley.
Grace cukup menawan membentuk chemistry dengan Crowe meski tak terlalu banyak scene yang ia mainkan.
Dan untuk visual sinematik, anda tak perlu khawatir!
Poker Face berakhir dengan secarik pesan : Agar kita menghargai apa yang telah diraih dan milikilah dengan sebenar-benarnya. (Q2)