Paling tidak yang saya (penulis) dapat adalah kelugasan Ale – sebutan akrab Ari Sihasale – menyuplai hasrat dan kepeduliannya terhadap anak muda Papua lewat tema perjuangan gigih, kejujuran dan sepakbola. Jadi tidak ada yang salah dengan itu semua.
Ale bisa mensuplai apapun untuk menyampaikan toleransinya kepada manusia lainnya di bumi pertiwi ini. Boleh disebut Ale juga memproses karyanya dengan perjalanan yang tidak singkat.
Bahkan jika bicara nominal juga sangat fantastis miliaran rupiah.
Tema tentang para anak muda tangguh Papua yang ingin mengurai impian menjadi pesepakbola sejati demi membumikan tanah kelahirannya tak semata menjadi slogan klasik dalam film ini. Semua dikemas dengan normal dan wajar juga cukup ‘berasa’.
Laga Di Lapangan Hijau Akan Manis Dengan CGI
Alhasil dengan kelengkapan ide dan ego sebagai filmmaker maka jadilah Indonesia Dari Timur sebagai film menghibur untuk keluarga yang lumayan menarik.
Hanya saja ketangkasan cut-to-cut editing dalam laga sepakbola yang digelar di stadion besar kena Ale tidak meng-eksekusinya dengan polesan CGI? Agar laga di lapangan hijau itu lebih menguasai kehidupan visual dan durasinya.
baca juga ini : All Fun and Games: Seramnya Kota Salem Dan Malapetakanya