Home » Reminiscence : Miami dan distopia, hidup dalam kenangan menakutkan

Reminiscence : Miami dan distopia, hidup dalam kenangan menakutkan

Reminiscence : Miami dan distopia, hidup dalam kenangan menakutkan

Reminiscence mengajak kita untuk menghidupkan kenangan film Blade Runner.

Simulasi menghidupkan formula dystopian masih berlaku mutlak dalam Reminiscence.

Sebuah corak kaum atau kelompok minoritas ‘distopia’ yang sebenarnya punya ketakutan tertinggi dalam hidupnya dengan memilih anti-moved on!

Dimana banyak orang-orang kaya yang ingin hidup dengan masa lalunya dengan teknologi mesin yang dimiliki Nicolas “Nick” Bannister ( Hugh Jackman )

baca yang ini yah : Simak lagu Berkibarlah Merah Putih milik Biarawati asal Maumere ini

Pekerjaan Nick melayani para tamu yang ingin bersahaja dengan ingatan yang telah lewat tersebut, dibantu asistennya Emily “Watts” Sanders ( Thandiwe Newton ).

Kita akan diberikan persoalan yang ‘sebenarnya’ membuat jengkel hati, kenapa seorang Nick dengan kekayaan dan kepintarannya harus berjibaku untuk menemukan sosok Mae ( Rebecca Ferguson ) perempuan yang hadir dari masa lalunya?

Tapi justru, Mae dengan identitas misteriusnya –  yang akhirnya bisa kita jumpai lewat mesin milik Nick maka kita akan tahu bagaimana Mae sebenarnya, hingga membuat Nick terus berjuang mencarinya.

Sepenggal demi sepenggal misteri Mae terungkap dengan narasi plot yang suram berbaur ramuan twist.

Tidak rugi untuk menikmati cerita Reminiscence hanya sekedar bertamasya imajiner dengan mengulang ingatan kita dengan Blade Runner dan Inception.

Paling tidak bagi saya, akting para bintangnya sangat memikat dengan sentuhan studio green screen yang membius mata lewat visual efek yang hidup sebagai film futuristik. (Q2)

9 Comments on “Reminiscence : Miami dan distopia, hidup dalam kenangan menakutkan”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *