Pada kategori nasional, penghargaan Jakarta Film Fund Award diberikan kepada “Salon Gue Aje” karya Tahlia Motik, karena “berhasil menyampaikan potret gentrifikasi Jakartadengan pendekatan yang jujur dan autentik.”
Nongshim Award, sebuah penghargaan baru tahun ini juga ikut memberikan apresiasi pada film Indonesia. Kategori Nongshim Award Feature untuk film panjang diberikan kepada “Crocodile Tears” karya Tumpal Tampubolon, sebagai pengakuan atas keberanian dan konsistensi produser dalam mengembangkan karya yang orisinal dan menantang.
Kategori Nongshim Award Short untuk film pendek, penghargaan ini jatuh kepada “A Tale for My Daughter (Tutaha Subang) karya Wulan Putri, yang dinilai “berani dan jujur dalam mengeksplorasi isu sensitif dengan empati dan kedewasaan berpikir.”
Untuk Producers Lab, terpilih tiga produser muda – Hanna Humaira (“The Nesting Hour”), Abby Latip (“Jonah, Who Crawled Back Into His Mother’s Womb”), dan Haediqal Pawennei (“What to Wear for My Own Funeral?”) – yang akan berangkat ke Platform Busan 2026.
Sementara Development Grant dari Manajemen Talenta Nasional (MTN) diberikan kepada Mozad Irvany untuk proyek “The Boy with His Mother’s Statue”.
Masih ada Pitching Forum yang memberikan berbagai penghargaan industri yang mendukung proyek-proyek potensial sineas Indonesia. Dimulai dengan MTN Award–Development Grant diberikan kepada proyek “The Light of Fire” atau “Tinju Api” dengan sutradara: Sesarini dan produser: Lyza Anggraheni.
BSM Awards diberikan kepada dua proyek, masing-masing “Dancing Gale” (sutradara: Sammaria Sari Simanjuntak, produser Lies Nanci Supangkat & Jeanne Elizabeth Fam) dan “All Things Real and Unreal” (sutradara: Paul Agusta, produser: Bunga Ineza), karena kekuatan ide dan kedewasaan pengembangan cerita lintas budaya. BSM Award memberikan dukungan Camera Equipment Support, sementara QPM Award–Project Market Participation diberikan kepada “Dancing Gale”.

Sementara itu, proyek “Pingpong” dari sutradara Najam Yardo dan produser Hannan Cinthya sukses dengan tiga penghargaan sekaligus; HKIFF Industry Award: Jakarta Film Week Goes to Hong Kong yang diserahkan oleh Matthew Poon, Visinema Award–Development Grant yang diserahkan Ajeng Parameswari, serta Jagakarya Award–Post Production Support yang diberikan oleh Yehuda Ariwibowo. (bat)


