Iapun pada akhirnya mampu menemukan adanya sebuah konspirasi orang kaya raya di kota di balik kematian Mark.
Bahkan iapun juga mengetahui secara perlahan bahwa kematian Mark juga merupakan rentetan dari hilang dan matinya beberapa anak perempuan.
Blum berjuang mati-matian meruntuhkan siapapun yang terlibat langsung dengan kematian Mark.
Sepintas, Woman of the Dead agak terdengar seperti sebuah thriller generik saja, namun malah terasa segar dan keasliannya terjaga.
Bahkan untuk bisa akrab dengan larakyter Blum, sangat tidak mudah.

Apalagi Blum punya keunikkan sendiri dengan keasikkannya berbincang dengan jenazah di tempatnya bekerja.
Emosinya tampak netral, ia punya cara pandang sendiri dengan kehidupannya.
Ia memiliki kiat sendiri melihat dunia dengan hitam putih saja.
baca juga : Hanya Dewi Amanda, satu-satunya WNI yang gelar pesta nikah di …
Hal ini juga yang membuat karakter ini seperti ‘halal’ saja dengan cara kekerasannya.
Anna Maria Mühe dengan Blum-nya berjasa mendongkrak banyak elemen dan energi Woman of the Dead itu sendiri.
Semua berhasil terpompa hingga klimaks dalam waktu yang tepat.
Tanpa ia, niscaya Woman of the Dead hanya menjadi thriller yang basi. (Q2