Penampilan Maylada Susri dan Sutthirak Subvijitra sangat menawan dan menjanjikan. Dua bintang muda terkenal itu mampu memainkan chemistry-nya dengan elok.
Sepanjang durasi, nyaris saya (penulis) tidak melihat celah dimana penampilan kedua bintang itu drop.
Begitulah yang disebut totalitas, paras cantik Maylada yang dibalut wajah tampan Sutthirak sengat nyaman untuk dinikmati secara visual. Maylada yang berperan sebagai hantu Anong, berhasil memainkan perannya sebagai sosok yang lugu namun memendam kesedihan.
Ia mampu bermetamorfosis dengan tepat sasaran, betapa pesona kecantikannya bisa dilihat tanpa membosankan dalam segala ekspresi.
Begitupun Sutthirak yang berperan sebagai Jo, anak muda berwajah tampan agak bule, juga berhasil mempertahankan kharismanya menggoda penonton wanita di bioskop. Sutthirak tidak sekedar menjajakan wajah eloknya, ia sukses memainkan karakter Jo yang agak bandel, penakut.
Balik Ke Lampung, Shinta Bebi Hadiri Wisuda Anak
Tapi Jo bisa berubah memperlihatkan kedalaman karakternya sebagai pria yang cinta mati dengan hantu Anong.
Film My Boo memang bukan sebuah perumpamaan bagaimana jika manusia bisa jatuh cinta dengan hantu; itu omong kosong jika ada dalam dunia nyata atau ketololan manusianya sendiri.
Teringat akan film “Ghost” (rilis di Indonesia tahun 1991) yang menyandingkan Demi Moore dan mendiang aktor Patrick Swayze. Dua makhluk berbeda dunia yang masih terlibat persoalan cinta sejati. Jujur saja, beberapa adegan “My Boo’ juga terinspirasi dari “Ghost”.