Tetapi kenapa bikin filmnya berbau horor terus ya? “Karena tawaran yang datang lagi-lagi ada horor-horornya,” kilahnya seraya berharap bisa membuat genre lain.
“Insya Allah, next bakal buat film drama, tapi masih dalam proses development ceritanya,” selorohnya optimis.
Benturan masa kini dan masa lalu
Ki Semar RBS menyebutkan ide ceritanya berasal dari kegelisahannya melihat benturan pola pikir modern dan ilmu warisan dari masa lalu. “Gagasan itu lahir dari pertentangan antara logika modern dan kepercayaan tradisional yang masih hidup di masyarakat kita,” ucapnya.
Menurutnya karakter Raka mewakili generasi muda yang rasional dan skeptis, sedangkan Mbah Djambrong melambangkan ilmu warisan yang sarat nilai dan misteri. Pun di sisi visual, dunia kampus mewakili dunia terang, bersih, dan modern, sebaliknya Desa Kalimati bernuansa remang, asap dupa, dan palet tanah.
“Lewat benturan Raka dan Mbah Djambrong, saya ingin menunjukkan bahwa akal sehat dan ilmu warisan sebenarnya bisa saling berdialog, bukan saling meniadakan,” ujar Ki Semar. (bat)
